JAKARTA — Pesatnya perkembangan ekonomi sekarang ini tidak bisa dilepaskan dari peran pemuda-pemudi yang berkecimpung dalam dunia usaha. Melalui peluncuran buku “Rahasia Pengusaha Zaman Now,” karya I.K Diana di Gramedia Matraman, Jl.Matraman Raya 46-48, Jakarta Timur (5/9/2019) lalu.
Buku tersebut mengisahkan beberapa pengusaha muda. Dari mulai motivasi, semangat dan bagaimana kisah jatuh bangunnya selama terjun dalam dunia usaha. Semua itu terekam jejaknya dalam buku tersebut.
“Melalui buku tersebut, kita berharap sebagaimana yang juga diharapkan kampus bisnis umar usman. Bahwa entrepreneur itu adalah sebuah pilihan. Pilihan yang terlatih atau mungkin jadi pilihan yang utama. Jangan sampai ketika anak kita lulus SMA/SMK dan sederajat. Orang tua menjadi panik dan khawatir tidak masuk kampus favorit. Kita berharap bahwa spirit entrepreneurship, kemudian bisa menyebar di kalangan masyarakat,” jelas Bambang Widjojanto, selaku Mantan Komisioner KPK RI, Ketua KPK Pemprov DKI.
Lebih jauh lagi beliau menjelaskan, walaupun beliau bukan pengusaha. Tapi beliau mengagumi orang-orang yang ada dalam buku tersebut. Sehingga membuatnya untuk membaca berulang kali.
“Ada tiga hal yang menarik dalam buku tersebut. Pertama, semua yang ada di sini adalah anak muda. Dalam konteks Indonesia dan dunia, tidak mungkin ada perubahan tanpa anak muda. Semua yang ditulis dalam buku tersebut adalah anak muda. Jadi hak kesuksesan itu adalah hak anak muda. Kedua, hak kesuksesan itu tidak terbatas pada anak muda lelaki. Tapi perempuan juga punya hak untuk sukses. Ini tidak bisa dimungkiri. Ketiga, kalau kita bicara tentang pengusaha. Dalam konteks islam dan Al-quran. Satu-satunya Nabi yang diturunkan oleh Allah SWT yang memiliki kemampuan entrepreneurship adalah Nabi Muhammad SAW. Hari ini, sebagian pendanaan yang digunakan oleh negara terutama di negara Arab Saudi itu berasal dari hasil wakaf produktif yang dulu ditanam oleh Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Umar bin Khattab dan Abdurrahman bin Auf. Itu merupakan sesuatu yang dahsyat. Bayangkan orang yang sudah meninggal 14 abad lalu, tapi amalnya masih mengalir sampai sekarang. Ini menghidupkan sebagian besar pembangunan di sana,” lanjut Bambang
Peluncuran buku diisi oleh Bambang Widjojanto dan Ippho Santosa, selaku Pendiri Kampus Bisnis Umar Usman Dompet Dhuafa. Kemudian talkshow dengan beberapa pengusaha yang termuat dalam buku tersebut. Sambutan dari Asep Hendriana S.E.,MM, selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman Dompet Dhuafa, mengawali acara.
“Menjadi pengusaha tidak harus memiliki garis keturunan pengusaha. Tidak juga terbatas pada pendidikan. Tidak terbatas apapun. Ada juga seorang pengusaha yang tidak memiliki tangan. Namun ia mampu menjadi seorang pengusaha. Jadi menurut saya, menjadi pengusaha itu suatu keputusan. Banyak anak muda yang punya banyak idealisme. Tapi tidak juga dijalankan. Mulailah dari hal yang kecil dan yang bisa dilakukan. Jadi jangan gara-gara belum punya impian besar, belum bisa dilakukan, lalu ditinggalkan semua,” tutup Ippho Santosa, selaku Pendiri Kampus Bisnis Umar Usman Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Fajar)