TOKYO, JEPANG — Hari Jumat, 8 Maret 2024 merupakan hari pertama bagi 3 dai dan 1 daiyah Dai Ambassador Dompet Dhuafa tiba di Jepang. Mereka adalah Dr. Cecep Sobar Rochmat S.Th.I, M.Pd.I, Dr. Cutra Sari, S.Sos.I, M.Ag, Dr. Lukman Sumarna, MApD, dan Ahmad Muqorrobin, PhD.
Keempatnya langsung bergegas menuju masjid tertua dan terbesar di Jepang, yakni Masjid Camii di Tokyo untuk melaksanakan salat Jumat. Sesampainya di sana, mereka disuguhkan dengan keindahan kaligrafi yang mengelilingi dinding masjid berhias lampu-lampu cantik yang bergelantungan di tengah dengan kubah berwarna biru keemasan yang membuat nyaman mata. Itu semua membuat para dai ingin berlama-lama berada di dalam Masjid Camii.
Keberadaan masjid tersebut tak lepas dari sejarah kedatangan imigran muslim pertama di Jepang dari Turki. Saat itu, merekalah entitas muslim pertama yang datang ke Jepang. Tak heran jika kemudian Masjid Camii sangat terkesan seperti Hagia Sophia.
Baca juga: Kisah Dai Ambassador 2024: Menjumpai Islam Sebagai Angin Surga di Bumi Sakura
Bukan hanya desain dan hiasannya saja yang indah, tetapi aplikasi pengamalan ibadahnya yang memakai Mazhab Hanafi dengan lafaz ikamah yang pengucapannya sama dengan azan, yaitu semua kalimatnya diulang dua kali, juga tak kalah indah. Begitu pula dengan khotbah yang disuguhkan menggunakan tiga bahasa, yakni Arab, Turki, dan Inggris.
“Masjid ini hadir dengan mengagumkan, karena difasilitasi dengan mini market halal terbesar di Jepang. Ruang pertemuan yang memuat kira-kira 50 orang, toko buku-buku Islam berbahasa Jepang, Inggris, dan Turki. Ruangan sejarah masjid berhias foto-foto pasang surut keberadaan masjid dari abad 18. Di sini juga memiliki dapur luas untuk memasak menu buka puasa, tempat wudu, kamar mandi, dan toilet yang nyaman, serta perpustakaan di lantai dasar masjid. Selain itu, masjid ini juga terbuka untuk umum, bukan hanya untuk muslim, tetapi juga nonmuslim. Masjid ini juga dijadikan sebagai salah satu objek utama pariwisata spiritual Islam di Tokyo,” ungkap Cecep Sobar Rochmat, Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Jepang.
Setelah selesai salat Jumat yang dihadiri oleh sekitar 300 jemaah yang membludak sampai ke luar masjid karena keterbatasan area dalam masjid, alhamdulillah para dai berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan Imam Besar Masjid Camii, yaitu Syeikh Taufiq al-Hafidz yang berasal dari Istambul Turki. Mereka pun berbincang dengan bahasa Arab Fushah. Syeikh Taufiq sangat senang dengan kedatangan para dai Dompet Dhuafa.
Baca juga: Kisah Dai Ambassador 2024: Gelorakan Dakwah Hingga ke Benua Amerika Selatan
Pada pertemuan tersebut, para Dai Ambassador berkesempatan menjelaskan tentang tugasnya sebagai duta dakwah Dompet Dhuafa dan menjelaskan tentang Dompet Dhuafa. Syeikh Taufiq adalah imam yang hafal 30 Juz Al’Qur’an dengan suara yang sangat lantang dan merdu.
Pertemuan mereka kemudian diakhiri dengan berfoto di depan kantor sang imam masjid. Dengan senyum penuh kebahagiaan, Syeikh Taufiq berharap, kedatangan para dai bukanlah yang terakhir. Selain itu, ia juga berharap agar suatu saat ia bisa berkunjung ke Indonesia. Insyaallah.
Jumat, 8 Maret 2024
Cecep Sobar Rochmat, Dai Ambassador Dompet Dhuafa