YONGIN, KOREA SELATAN — Pada Selasa malam (12/3/2024), Ustaz Ahmad Lukman Fahmi selaku Dai Ambassador Dompet Dhuafa yang mengemban tugas dakwah di Negeri Gingseng memulai rangkaian kegiatan Ramadan di Masjid Al-Ikhlas Yongin. Masjid ini bukanlah sekadar tempat ibadah biasa, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan kebersamaan bagi umat muslim di sekitarnya.
Yongin sendiri merupakan kota yang terletak di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Secara geografis, Yongin berada di bagian tengah-timur Korea Selatan, sekitar 40 kilometer sebelah selatan dari Ibu Kota Korea Selatan, Seoul. Wilayah ini memiliki topografi yang beragam, dengan pegunungan dan dataran rendah yang melintasi daerah tersebut.
Adapun Masjid Al-Ikhlas Yongin pada mulanya adalah bangunan yang dipersiapkan untuk kantor, namun kemudian disewa oleh sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara gotong royong. Hingga kemudian dialihfungsikan menjadi tempat Ibadah. Meski demikian, keberadaan masjid ini telah mendapat izin resmi dari otoritas setempat sebagai pusat ibadah umat Islam.
Baca juga: Kisah Dai Ambassador 2024: Perjalanan Bimbing Tahsin Qiraah di Masjid Darussalam Baran Korsel
Sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas Yongin selama Ramadan cukup beragam. Mulai dari buka puasa bersama, kultum sebelum Tarawih yang disampaikan dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, kajian bakda Tarawih yang diikuti khusus oleh jemaah Indonesia, hingga kajian tematik yang disiarkan secara langsung oleh akun resmi Facebook Masjid Al-Ikhlas Yongin.
Seluruh kegiatan itu dihadiri oleh jemaah dari berbagai negara. Di antaranya seperti Uzbekistan, Tajikistan, Mesir, dan tentu saja, Indonesia. Keberagaman ini menjadi kekuatan dalam meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas di antarumat Islam di Korea Selatan.
“Jadi, keberadaan masjid ini sebagai wadah teman-teman untuk menjaga identitas sebagai seorang muslim di negara mayoritas nonmuslim. Biar teman-teman tetap dapat menjaga identitas ketimurannya,” kisah Rusdi, salah seorang Dewan Syuro Masjid Al-Ikhlas.
Menariknya, kebutuhan masjid seperti biaya air, listrik, dan internet, ditanggung bersama oleh jemaah dari hasil pengumpulan infak dan sedekah bulanan. Serta, dari hasil pengelolaan koperasi masjid. Hal ini menunjukkan tingginya rasa tanggung jawab dan kepedulian mereka terhadap tempat ibadah yang mereka dirikan.
“Seluruh keperluan operasional masjid ini kami tanggung ramai-ramai, Taz. Kami punya koperasi, kotak infak, dan sedekah juga,” kata Latif selaku Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas saat ditanya tekait sumber pendanaan masjid.
Perlu diketahui bahwa Masjid Al-Ikhlas Yongin ini pernah menjadi kantor perwakilan Dompet Dhuafa di Korea Selatan. Namun, karena berbagai alasan akhirnya vakum. Meskipun demikian, semangat kebaikan dan dakwah yang pernah ditanamkan oleh Dompet Dhuafa tetap berkobar hingga kini.
Saat ini, jemaah Masjid Al-Ikhlas Yongin tidak hanya warga Indonesia di Yongin, tetapi juga mereka yang berasal dari Uzbekistan, Tajikistan, dan Mesir. Semuanya adalah pekerja yang tinggal tidak jauh dari lokasi masjid.
Hal tersebut menunjukkan betapa masjid ini sudah menjadi menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebersamaan bagi berbagai komunitas muslim di Yongin. Masjid ini juga menjadi salah satu dari sekitar 50-an masjid di Korea Selatan yang memiliki jemaah—selain warga Indonesia, yang cukup banyak.
Selasa, 12 Maret 2024
Ahmad Lukman Fahmi, Dai Ambassador Dompet Dhuafa