Kisah Hidup Meltriadi: Dari Mustahik, Jadi Peternak

Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat

SOLOK, SUMATRA BARAT — Solok merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Sumatra Barat, Padang. Selain terkenal dengan keindahan alam berupa sungai dan danau, Solok menjadi pusat produksi padi di Sumatra Barat. Namun, warga setempat masih perlu perhatian khusus, terlebih pada kondisi sektor perekonomian.

Adalah Meltriadi (43), ia adalah warga asli Solok yang sudah lama bekerja sebagai tukang pencari kayu. Pekerjaan serabutan itu membuatnya memiliki penghasilan tak menentu. Tak disangka, nasibnya berubah sejak ia menghadiri pertemuan sosialisasi dari Dompet Dhuafa di masjid dekat rumahnya.

Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat
Awalnya Meltriadi (43) merupakan penerima manfaat Dompet Dhuafa. Kini ia berhasil menjadi pengurus kandang Dompet Dhuafa Farm Solok, Sumatra Barat.
Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat
Metrialdi sedang membersihkan kotoran sapi di Dompet Dhuafa Farm Solok, Sumatra Barat.

Pertemuan tersebut berisi ajakan untuk menjalankan program peternakan Dompet Dhuafa. Awalnya Meltriadi tak yakin. Sebab, ia sering kali menerima program bantuan yang bersifat sementara dan tak berjalan dengan semestinya.

Baca juga: Belajar di DD Farm Rumah Gadang, Ali Akbar: Dari Relawan Jadi Peternak

“Biasanya kalau ada bantuan, kadang dari pemerintah, ya programnya akan jalan jika bantuannya datang. Kalau nggak (datang), ya nggak akan jalan programnya. Awalnya saya nggak aktif mengikuti sosialisasi tersebut. Sampai saya melihat Dompet Dhuafa berbeda dengan lembaga lain. Ini program yang akan berlanjut, bukan hanya (menerima) bantuan saja,” tutur Meltriadi.

Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat
Bangunan kandang Dompet Dhuafa Farm Solok tampak dari atas.

Peternakan Dompet Dhuafa atau biasa disebut DD Farm merupakan program pemberdayaan masyarakat berupa edukasi peternakan bagi masyarakat sekaligus wadah distribusi hewan kurban di daerah-daerah pelosok Indonesia. Tujuannya agar warga yang membutuhkan atau mustahik juga dapat merasakan daging kurban dan tercipta lapangan kerja bagi warga sekitar.

Sekali dalam dua minggu, Meltriadi menghadiri sosialisasi terkait program DD Farm ini. Tak berhenti di sana, ia dan dua orang temannya mendapat amanah untuk mengurus bibit dan kandang hewan kurban. Sejak bergabung dengan DD Farm Solok di tahun 2019, ia mengurus hewan kurban berupa domba.

Meski begitu, perjalanan Meltriadi tak selalu mulus, ia harus berhadapan dengan jumlah peminat domba yang sedikit. Akhirnya ia dan pengurus kandang lainnya mulai mengembangbiakkan sapi dengan jumlah awal 40 ekor.

Baca juga: Dari Seniman Jadi Peternak, Husein Wujudkan Mimpi Besar di Pelosok

Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat
Metrialdi sedang memberi makan hewan kurban berupa sapi di Dompet Dhuafa Farm Solok, Sumatra Barat.
Kisah mustahik menjadi peternak di Solok Sumatra Barat
Metrialdi usai memberi makan sapi dan membersihkan kandang Dompet Dhuafa Farm Solok, Sumatra Barat.

Dengan wajah gembiranya, ia bercerita apa yang membuatnya bertahan hingga kini. Tak ada alasan selain rasa syukur atas pekerjaan barunya dan memanfaatkan dana zakat donatur dengan sebaik mungkin. Meltriadi berharap apa yang ia kerjakan bermanfaat bagi warga yang membutuhkan.

“Dampak keberadaan Dompet Dhuafa sangat terasa. Dulu pengurus kandang hanya tiga orang, sekarang sudah 10 orang. Warga jadi punya lapangan pekerjaan. Saya merasa harus memanfaatkan dengan baik, karena ini zakat. Kalau saya menyalahgunakan, takutnya dosa. Saya berharap, semoga orang yang belum pernah dapat daging kurban, besok (Iduladha 1444 H) harus dapat. Harus merasakan hasil ternak binaan Dompet Dhuafa,” pungkas Meltriadi. (Dompet Dhuafa)

Teks: Hany Fatihah Ahmad
Foto: DDTV
Penyunting: Dhika Prabowo, Ronna