Kolaborasi Dompet Dhuafa Jabar dan Kelompok Tani Macakal

BANDUNG— (13/03/2019) Sejumlah produk sayuran petani binaan Dompet Dhuafa Jabar dan Kelompok Tani Macakal melalui Program Desa Tani di Kampung Areng, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat siap diekspor ke Singapura. Produk sayuran tersebut adalah baby buncis kenya.

Volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat memang cukup besar. Dalam setahunnya mencapai 1.500 ton setahun atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Hal ini mengingat potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi. Sebagai informasi tambahan, harga sayuran asal Indonesia di pasar ekspor ini rata-rata 3,5 dolar Singapura per kilogramnya, sehingga menjadi nilai tambah bagi petani sayuran agar makin sejahtera.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jabar, Andriansyah menuturkan, setiap hari petani dapat memanen buncis sebanyak 100 kg per hari.

“Sebanyak 12 petani binaan tersebut kami berdayakan dalam program yang bernama Desa Tani di lahan seluas 1,2 hektar di Kampung Areng, Lembang ini. Program berjalan sejak akhir tahun 2018 lalu,” ujar Andriansyah saat panen raya perdana Desa Tani, Rabu (13/3).

Desa Tani merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa Jabar. Desa Tani hadir untuk mengatasi masalah kesejahteraan para petani yang berada di Desa Cibodas. Melalui program ini, Dompet Dhuafa Jabar memberdayakan 12 kepala keluarga sebagai petani binaan. Selama dua tahun, mereka akan mendapatkan pendampingan dan dukungan modal. Serta menyewakan tanah milik pihak ketiga seluas 1,2 hektar selama dua tahun untuk dikelola para penerima manfaat. Selain itu, mereka akan mendapatkan bantuan produksi pertanian seperti bibit, pupuk, obat.

Dalam pelaksanaan pemberdayaan petani tersebut, Dompet Dhuafa Jabar bermitra dengan Kelompok Tani Macakal. Kelompok Tani Macakal pula lah yang membantu proses ekspor ke Singapura.

“Adanya kolaborasi dengan mitra lokal diharapkan bisa semakin memudahkan dan melejitkan tujuan program,” terang Andriansyah.

Setelah melakukan studi kelayakan wilayah dan penerima manfaat yang dilakukan sejak bulan Oktober 2018, Desa Cibodas terpilih sebagai lokasi program Desa Tani. Desa Cibodas dipilih karena secara potensi wilayah merupakan sentra budidaya hortikultura.

“Itulah mengapa Dompet Dhuafa memunculkan semangat bahwa kita ingin masyarakat dan petani yang ada di Desa Cibodas bisa berdaya di tanah sendiri,” ungkap Andriansyah.

Dengan demikian melalui potensi serta digerakkannya program ini mampu mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam sektor pertanian. Sebagaimana yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS), melalui Okezone.com, akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 hingga 2018 naik 29%, inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,57% turun menjadi 1,26% tahun 2017. Kemudian, investasi naik 110% nilainya Rp94,2 triliun bahkan kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2% atau Rp1.375 triliun. (DD Jabar)