NUSA TENGGARA TIMUR- Sudah puluhan tahun masyarakat yang tinggal di Dusun Tae Hue-Oeue, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan dalam memperoleh air bersih. Pasalnya, Tae Hue-Oeue merupakan dusun terpencil di perbukitan yang agak gersang dan bersuhu sejuk. Belum lagi, musim kemarau yang begitu panjang dibandingkan musim penghujan yang datang semakin memperparah kondisi di wilayah tersebut.
Sulitnya memperoleh air bersih tentunya berdampak besar bagi keberlangsungan hidup warga yang berjumlah sekitar 400 kk ini. Mereka lebih mengutamakan air bersih untuk digunakan konsumsi sehari-hari dan melakukan aktivitas lainnya seperti memasak dan mencuci pakaian.
“Salah satu kebiasaan masyarakat Tae Hue-Oeue adalah tidak mandi. Hal ini dikarenakan air yang ada hanya cukup untuk kebutuhan konsumsi dan mencuci pakaian,” ujar Rizal, Tim Semesta Hijau Dompet Dhuafa, saat dihubungi pada Rabu (14/1).
Rizal menuturkan, untuk memperoleh air bersih, masyarakat harus berjalanan puluhan bahkan ratusan meter menuju sumber air. Sejumlah warga biasanya melakukan aktivitas MCK di dekat sumber air tersebut, baik aktivitas mencuci baju, piring dan perkakas makanan, berwudhu bagi yang muslim, mandi, dan sebagainya.
Lebih lanjut Rizal menjelaskan, sebenarnya dari tepi Dusun Tae Hue-Oeue terdapat sebuah sumber air yang debitnya cukup besar, dengan jarak ±500 meter. Menurut penuturan masyarakat setempat, sumber air tersebut tidak pernah habis sepanjang tahun. Ini disebabkan jumlah pohon yang tumbuh disekeliling mata air tersebut masih terjaga. Atas kondisi tersebut, Semesta Hijau Dompet Dhuafa merekomendasikan pembangunan bak penampungan air dan pipanisasi yang dialirkan dari sumber air tersebut.
“Saat ini kita tengah membangun sebuah bak penampungan yang besar di dekat sumber air, kemudian dialirkan ke dusun Tae Hue – Oeue dan kemudian ke desa lain yang membutuhkan akses air bersih yakni Meuleun, Pisan dan M’neleanen,” paparnya.
Pembangunan yang mulai berjalan pada Desember 2014 ini, sempat terhambat, dikarenakan cuaca buruk yang terjadi di wilayah sekitaran NTT. Rencananya, pembangunan bak penampungan dan pipanisasi air diperkirakan selesai dan terealisasi pada Maret mendatang.
“Mudah-mudahan pembangunan bak penampungan air dan pipanisasi dapat berjalan lancar, agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya,” harapnya. (uyang)