JAKARTA – Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) bersama 15 dai dari Sekolah Dai Pemberdaya batch 8 datang berkunjung ke kantor pusat Dompet Dhuafa di Gedung Philanthropy, Jl. Warung Jati Barat, Jati Padang, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, pada Jumat (4/11/2022). Kunjungan ini bertujuan agar para dai bisa lebih mengenal Dompet Dhuafa.
Kunjungan ini disambut oleh Dian Mulyadi selaku General Manager Communication & Corporate Secretary Dompet Dhuafa. Dalam kesempatannya, Dian mengenalkan Dompet Dhuafa kepada para dai seraya berkata, “Dompet Dhuafa adalah lembaga philanthropy Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan philanthropy”.
Ia kemudian menambahkan, “Dompet Dhuafa memiliki cabang di 29 provinsi, memiliki zona layanan di 37 provinsi, dan memiliki 5 (lima) kantor cabang luar negeri seperti Amerika, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Hongkong. Dompet Dhuafa juga menjadi Lembaga Amil Zakat (LAZ) pertama di Indonesia”.
Dari sejarahnya, Dompet Dhuafa sudah berdiri dari tahun 1993. Donasi awal yang terkumpul sebesar Rp425.000,- pada tahun itu, yang kini Dompet Dhuafa sudah mendapat amanah Rp450 milyar per tahun.
Dian juga memaparkan bahwa Dompet Dhuafa memiliki visi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Dompet Dhuafa juga memiliki misi antara lain; (1) mengoptimalkan pemanfaatan zakat, infaq sedekah, dan wakaf (ZISWAF) untuk memberadayakan kaum dhuafa (miskin) agar bebas dari belenggu kemiskinan, (2) melakukan pembelaan dan pelayanan untuk mendorong transformasi masyarakat berbasis keadilan, (3) mewujudkan pelayanan, pembelaan dan berkesinambungan serta berdampak pada kemandirian masyarakat yang berelanjutan, (4) dan mewujudkan keberlanjutan organisasi melalui tata kelola yang baik sesuai dengan prinsip Good Corpporate Governance serta pemenuhan prinsip Syariah dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Lebih jelas mengenai Dompet Dhuafa, Dian juga mengenalkan salah satu aset wakaf Dompet Dhuafa yaitu Zona Madina. Zona madina menjadi satu etalase pemberdayaan terintegrasi yang beraset wakaf tetapi dana operasionalnya dari zakat. Di sana, ada beberapa program, yaitu program wakaf sosial dakwah Masjid Al-Madina, program ekonomi produktif seperti UMKM, program Pendidikan sekolah Smart Ekselensia Indonesia dan program Kesehatan RS Rumah Sehat terpadu gratis untuk dhuafa.
“Jadi Dompet Dhuafa mencoba menciptakan satu kawasan di mana dana zakat itu dapat dioptimalisasi sedemikian rupa bisa membangkitkan ekonomi rumah tangga agar dia bisa berputar siklusnya. Itu cara kami mengelola dana zakat bukan dana zakat dibagikan habis pakai,” jelas Dian.
Selanjutnya Dian memberikan penjelasan peran Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) dalam Dompet Dhuafa. Cordofa masuk berperan sebagai pendakwah dalam Direktorat Dakwah Budaya dan Pelayanan Masyarakat. Kelak, Cordofa juga akan datang pasca respon bencana. Misal hari ini ada bencana yang ditangani oleh tim Disaster Management Center (DMC), setelah itu datang tim Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) untuk membantu pada bidang kesehatan, setelah itu datang tim Lembaga Pengembangan Insani (LPI) agar anak-anak dapat tetap sekolah, lalu Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) turun untuk membantu konsumsi. Setelah semuanya berjalan dengan baik, barulah tim Cordofa turun agar psikologi para penyintas tidak terguncang melelui pendekatan kerohanian.
Setelah acara selesai, Dian mengajak Cordofa beserta para dai Sekolah Dai Pemberdaya Batch 8 berkeliling gedung Philantropy untuk mengenal lebih jauh tentang kantor pusat Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa / Muhaitsam)