Kuras Ilmu dari SGI, Halimah Kini Menginspirasi Para Guru di Kendari (Bagian Satu)

SULAWESI TENGGARA — Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa telah banyak melahirkan guru-guru berkompeten yang menghadirkan inovasi-inovasi guna menunjang proses mutu pendidikan. Tak sedikit dari mereka menjadi teladan di sekolahnya bagi guru-guru lainnya. Salah satu aktivis muda SGI Dompet Dhuafa, Halimah (20), adalah salah satunya. Meski umurnya yang masih begitu muda, namun ia kerap dibanggakan sebagai teladan oleh rekan-rekan gurunya di Sekolah Dasar Negeri 68 Kendari. Oleh Kepala Sekolah SDN 68 Kendari, Hj.Rahmatia, Halimah diamanahkan untuk membimbing dan mendidik siswa-siswi kelas 6 (enam).

Perempuan alumnus Universitas Haluoleo tersebut mengikuti program SGI ke-38 pada semester pertama tahun 2019. Saat itu, Halimah baru saja menyelesaikan pendidikan S1. Hal tersebut membuatnya semakin semangat untuk menuntaskan program SGI sebelum ia benar-benar terjun mendidik anak-anak generasi Bumi Anoa.

Halimah sejatinga berasal dari Desa Simpursia, Kecamatan Tamanah, Kabupaten Waji, Sulawesi Selatan. Ia memilih untuk terus melanjutkan pendidikan dengan kuliah di Universitas Haluoleo, sebab ia sadar pendidikan adalah sangat penting. Begitu juga yang dipesankan oleh kedua orangtuanya untuk tidak pernah lelah belajar dan mengenyam pendidikan. Letihnya pun tak terlihat dengan berbagai aktivitas dan kegiatan di kampus. Keikutsertaannya dalam program SGI Dompet Dhuafa menjadi salah satu bukti keinginannya untuk tidak hanya mencerdaskan dirinya sendiri melainkan juga anak-anak Kendari.

“Ikut SGI-38 pada tahun 2019. Setelah lulus kemudian langsung mengajar di SDN 68 Kendari ini pada Bulan Juli 2019. Saya bergabung di SGI berawal dari suatu program untuk para mahasiswa bersama Pak Guru Nardis pada tahun 2017. Waktu itu masih semester 4. Di situ saya mulai mengenal SGI. Kemudian oleh Guru Nardis, Saya diberi tanggung jawab sebagai bendahara dalam program tersebut,” ucap Halimah menceritakan prosesnya bersama SGI saat ditemui oleh tim jurnalis Dompet Dhuafa, pada Rabu (1/12/2021), di ruang guru SDN 68 Kendari.

“Setelah itu, Saya bersama guru-guru SGI lainnya menggelar workshop di Aula Kementerian Agama dengan pemateri Guru Andri Yulianti Tristianto membawakan tema tentang ‘Menumbuhkan Budaya Literasi’. Kemudian berlanjut setelah guru Nardis menyelesaikan S2 nya, Guru Nardis menggelar SGI di SMA 54 Kendari, Sultra. Di sana, selain saya berperan sebagai panitia, Saya tertarik dan ingin sekali jadi peserta. Jadi pada SGI-38 itu saya sebagai peserta. Di situ saya mendapat banyak materi-materi SGI,” lanjutnya bercerita.

Sebab keuletannya, setelah lulus SGI, Halimah kemudian diberi amanah untuk menjadi sekretaris SGI Sultra. Setelah diwisuda, program-program SGI yang digerakkannya masih terus berlanjut, bahkan semakin ditingkatkan. Meski memang pandemi mencoba menghentikan program ini, namun Halimah dan rekan-rekannya terus berupaya bagaimana program-program ini tetap berjalan di tengah kondisi yang yang dirasakan sulit oleh semua orang.

Usai menguras berbagai ilmu yang ada di SGI, ia bertekad untuk mengembangkan apa yang didapat selama masa perkuliahan di SGI kepada anak-anak didiknya di SDN 68 Kendari. Salah satu yang menjadi ikon intervensi dari kehadiran Guru Halimah adalah dibangunnya Sudut Baca di kelasnya, yang kemudian diikuti oleh semua guru di kelasnya masing-masing. Hal tersebut dilakukannya lantaran ia melihat anak-anak di kelas merasa bosan dengan suasana kelas.

Berkat aksi tersebut, juga teknik ajajar Guru Halimah, anak-anak menjadi semangat dan ceria tiap kali masuk kelas. Hal itu dirasakan dan diakui oleh Ibu Kepala Sekolah yang juga terus mengapresiasinya.

“Saya mulai dulu dari kelas saya, kemudian guru-guru lainnya pun tertarik untuk meniru. Di situ kemudian saya jelaskan hal-hal tentang Sudut Baca. Tidak lama setelah itu, semua guru membuat Sudut Baca di kelasnya masing-masing. Selain Sudut Baca, di sekolah ini saya juga mencetuskan program Mading yang belum ada sebelumnya,” jelasnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)