PURBALINGGA, JAWA TENGAH — “Ada 236 pasien yang dirawat. Kasus terbanyak rawat luka dekubitus akibat imobilisasi pasien post stroke, post kecelakaan lalu lintas, pasien kanker dan lainnya. Sebagian besar sudah tidak berdaya, di rumah saja, dan tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan,” jelas Arief Wijianto salah satu perawat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Purwokerto (Jum’at, 19/6/2020)
Arief Wijianto ditemani dengan dua perawat lainnya, mengelilingi sekitaran wilayah Purwokerto, seperti Purbalingga, Kebumen, dan Cilacap. Semua itu untuk memberikan layanan medis bagi mereka yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Mengingat di tengah pandemi Covid-19 ini, semua perhatian menjadi tertuju padanya. Alhasil mereka yang juga menderita penyakit lain ikut terkena dampaknya. Melihat hal ini, LKC Dompet Dhuafa Purwokerto melakukan aksi Wound Care Volunteer, sebuah pelayanan kesehatan untuk mereka yang menderita penyakit selain Covid-19.
Baca juga: Ratusan Refugee Tiba di Aceh, Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Darurat Kesehatan dan Gulirkan Logistik
Wiarni (37), seorang perempuan asal Lamuk, Kec. Kejobong, Kab. Purbalingga menderita kanker di sekitar wilayah payudara. “Semua jadi serba sulit sekarang. Bahkan untuk menjadi tetap sehat saja juga sulit,” terangnya.
Wound Care Volunteer sendiri merupakan bagian dari program Palliative Care (Palliacare) Dompet Dhuafa. Program ini merupakan layanan komprehensif multidisipliner dengan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah kesehatan fase lanjut atau terminal, melalui identifikasi dini, pengkajian cermat menyeluruh, pengelolaan nyeri, perawatan berkelanjutan serta masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual.
Layanan Palliacare LKC Dompet Dhuafa Jawa Tengah terdiri dari beberapa layanan, yakni Layanan Ambulance, Layanan Rumah Singgah, Home Care dan Home Visit Pasien, pelibatan volunteer kesehatan (Wound Care Volunteer), pendampingan layanan rujukan faskes, serta Bimbingan Rohani Pasien.
“Layanan ini hadir menjawab kebutuhan duafa yang memiliki sakit kronis, kanker stadium terminal yang membutuhkan perawatan, duafa yang tidak memiliki akses transportasi karena keterbatasan fisik dan dan ekonomi, tidak memiliki biaya perawatan luka dan lainnya di rumah yang tidak terjangkau, serta dukungan perawatan berkelanjutan oleh keluarga yang belum optimal,” terang Titi Ngudiati selaku Direktur LKC Jawa Tengah.
Baca juga: Peduli Kesehatan Mental, DDV Gelar Pos Curhat pada Mental Health Awareness Day
Di luar itu, masih banyak duafa yang membutuhkan bantuan. Uluran tangan dan kepedulian banyak pihak menjadi kekuatan untuk mendorong terciptanya bantuan bagi sesama. Mengingat kondisi di lapangan jauh dari kata sempurna, karena sebagian besar pasien sudah tidak dapat beraktivitas normal, hanya berbaring di tempat tidur, dan memerlukan bantuan keluarga serta masyarakat di sekitar lingkungannya.
“Apalagi di era pandemi Covid-19, karena ada kekhawatiran akan terinfeksi saat harus ke rumah sakit,” tutup Arief. (Dompet Dhuafa/LKC/Fajar)