Berantas Gangguan Penglihatan, Lentera Mata Hadir untuk Anak-Anak SLB

Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).

JAKARTA — Sebanyak 80 persen informasi yang didapatkan manusia adalah dari indra penglihatan. Itulah mengapa mata menjadi indra yang sangat penting bagi manusia. Ironisnya, gangguan penglihatan masih banyak terjadi. Mulai dari gangguan ringan hingga berat yang dapat menyebabkan kebutaan.

Gangguan refraksi merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan terbanyak di dunia dengan prevalensi global gangguan refraksi yang tidak terkoreksi sebesar 48,99 persen. Berdasarkan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2014-2016, tingkat kebutaan di Indonesia sebesar 3 persen dengan 0,75 persen dari kasus kebutaan tersebut disebabkan oleh gangguan refraksi.

Oleh karena itu, Dompet Dhuafa bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Jakarta meningkatkan upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap kasus-kasus masalah gangguan penglihatan dan kebutaan. Kerja sama antarorganisasi ini telah terjalin sejak Oktober 2023 dengan mengkhususkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Program bertajuk Lentera Mata ini telah terlaksana sebanyak empat kali. Yakni di SLBN 10 Jakarta Barat, SLBN 03 Jakarta Pusat, SDLB C Tri Asih Jakarta Barat, dan SLB Negeri 9 Jakarta Utara.

Baca juga: Yudi Latif: RS Mata Achmad Wardi Adalah Bentuk Kontribusi Nyata Dompet Dhuafa di Bidang Kesehatan

Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).

Saat menjalankan Program Lentera Mata di SLB Negeri 9 Jakarta Utara pada Ahad (14/07/2024), dr. Julie Dewi Barliana selaku Ketua Perdami Jaya mengatakan bahwa Perdami Jaya melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dan pembagian kacamata bagi anak yang terdeteksi mengalami gangguan penglihatan.

Selain itu, juga dilakukan deteksi gangguan mata lainnya pada anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan. Serta melakukan kegiatan promotif dan preventif dalam rangka menurunkan angka kebutaan dan gangguan penglihatan pada anak-anak.

“Visi Perdami adalah memberantas masalah kebutaan dan gangguan penglihatan, khususnya pada anak yang berkebutuhan khusus dan juga pada lansia. Program ini juga sebagai sarana bagi para dokter spesialis mata untuk melakukan bakti sosial atau pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.

Setiap kali kegiatan digelar, Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya telah berhasil melayani sebanyak 50 anak dengan kebutuhan khusus. Di samping itu, para lansia sekitar dan tenaga di lingkungan sekolah juga diperkenankan untuk ikut serta dalam program ini.

Baca juga: Operasi Katarak Gratis Beri Semangat Baru Bagi Dhuafa dengan Gangguan Penglihatan

Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).
Pelaksanaan Program Lentera Mata oleh Dompet Dhuafa dan Perdami Jaya, Ahad (14/07/2024).

Menurut Julie, alasan tercetusnya program ini adalah umumnya skrining kesehatan mata dilakukan terhadap anak-anak di sekolah. Namun, para dokter spesialis mata ini sering menemukan kasus gangguan penglihatan pada anak berkebutuhan khusus yang cukup besar. Selain itu, anak-anak ini juga disertai dengan masalah neurologis. Maka terkadang kacamata saja masih belum cukup membantu.

“Dari situ kami lanjutkan secara proaktif agar bisa menangkap kasus secara lebih dini dan luas. Dan ternyata benar, setelah dilakukan skrining, ditemukan sebanyak lebih dari 50 persen mereka memiliki gangguan yang tidak terdeteksi sebelumnya,” jelasnya.

Lusy dari Yayasan Layak sebagai mitra pelaksana Program Lentera Mata turut menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu bagi anak-anak berkebutuhan khusus, utamanya yang mengalami kendala penglihatan untuk diperiksa matanya. Dengan begitu, maka akan diketahui apakah mereka juga membutuhkan kacamata atau tidak. Sebelum program ini dimulai, pihaknya sudah melakukan skrining dan terdapat beberapa anak yang memiliki gangguan penglihatan.

“Dari mereka yang mendapatkan bantuan, mereka mengaku di sekolah mendapatkan penglihatan yang lebih baik dari sebelumnya. Para guru pun mengatakan hal yang sama. Ini sangat membantu,” ucapnya. (Dompet Dhuafa)

Teks: Dimas Muttakhin, Riza Muthohar
Foto: Dimas Muttakhin
Penyunting: Dhika Prabowo