Berbekal sebuah Al quran, seorang remaja berusia 14 tahun itu tampak semringah dan semangat menuju aula serbaguna Desa Gung Pinto, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dengan gesitnya ia melangkah, untuk menghadiri Jambore Santri, salah satu kegiatan Festival Ramadhan, Indonesia Move One yang digelar Dompet Dhuafa pada Kamis hingga Ahad (3-6/7).
“Alhamdulillah, saya senang mengikuti kegiatan pesantren ini, dari kegiatan ini saya belajar banyak hal,” ujarnya.
Nama remaja itu Lukmanul Hakim. Siswa yang masih duduk di kelas 2 SMP ini bercerita, sebelumnya ia tidak terlalu fasih dalam membaca Al-quran. Namun setelah mengikuti kegiatan Jambore Santri, ia mengaku mendapatkan kemajuan.
“Saya di sini belajar tajwid, membaca Al quran secara benar, mendapatkan tausiyah yang mencerahkan hati saya. Tidak hanya itu, saya juga dapat kawan banyak di sini,” katanya.
Hakim merupakan salah satu korban bencana erupsi Gunung Sinabung beberapa waktu lalu. Masih membekas dalam ingatannya, betapa dahsyat erupsi Sinabung. Rumahnya yang berjarak 6,5 kilometer pun tak luput dari amukan erupsi Sinabung. Akibat dari erupsi tersebut, rumahnya dipenuhi debu sehingga 3 bulan lamanya bertahan hidup di pengungsian.
“Ada perasaan trauma, tapi dengan banyak kegiatan, seperti ikut acara Dompet Dhuafa ini, perlahan semuanya hilang,” cetus Hakim.
Hakim tidak sendiri. Ia merupakan satu dari ratusan anak yang menjadi penerima manfaat dalam kegiatan Festival Ramadhan, Indonesia Move. Kegiatan tersebut diadakan serentak di tiga wilayah terkena bencana, yakni Sinabung (Karo), Kelud (Malang), dan Manado.
“Alhamdulillah, para peserta di Desa Gung Pinto ini sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Berharap, kegiatan ini mampu mengembalikan semangat hidup mereka akibat bencana,” terang Syaiban, koordinator kegiatan di wilayah Karo, Sumatera Utara.
Di Desa Pandan Sari, Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur acara tidak kalah antusias diikuti warga setempat. Selain materi agama, sebanyak 103 santri mendapatkan materi pelatihan tanggap bencana dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa.
Ady, koordinator kegiatan di Malang menambahkan, pelatihan tersebut menjadi bagian dari program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DMC Dompet Dhuafa. “Materinya mengenai jenis-jenis bencana dan cara menghadapi bencana,” terang Ady.
Dengan meningkatkan kesadaran warga, termasuk santri, dalam persoalan kebencanaan tersebut, diharapkan warga lokal dapat memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Risiko bencana pun semakin bisa diminimalkan.
Dengan target 2.500 penerima manfaat, kegiatan ini melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Di akhir rangkaian, Zikir dan Tablig Akbar digelar untuk semakin menguatkan rohani diri para penerima manfaat sehingga dapat move on. (uyang/gie)