Lima Tahun Jadi Montir, Sekarang Punya Bengkel Sendiri: Kisah Agus Rifai Alumni Institut Kemandirian Dompet Dhuafa

JAKARTA — Selasa (22/10/2019) lalu, tim Dompet Dhuafa berkesempatan mengunjungi salah satu bengkel penerima manfaat Institut Kemandirian (IK). Penerima manfaat tersebut bernama Agus Rifai (30). Ia sebelumnya pernah mengikuti pelatihan otomotif di IK Dompet Dhuafa pada 2012, yang menurutnya itu titik tolak mengenal dunia otomotif.

“Padahal saya sama sekali tidak punya basic. Gak ada bakat. Gak ada pengalaman. Tapi setelah seleksi. Alhamdulillah ternyata lolos,” ujar Agus.

Selama mengikuti pelatihan, Agus menerima banyak manfaat. Namun menurutnya yang paling berkesan tiada lain dan bukan ialah nuansa kekeluargaan yang tercipta selama belajar di sana.

“Banyak sekali yang saya dapatkan di sana. Mulai dari kedisipinan, kejujuran, kekompakan dan yang terpenting kekeluargaan. Karena kita ada mes, kita bertukar pikir bareng-bareng. Kemudian kita adain acara bareng-bareng, isi kegiatan di sana bareng-bareng. Jadi dari situ, timbul kekeluargaan yang kuat,” lanjutnya.

Setelah selesai ikuti pelatihan yang memakan waktu tiga bulan. Agus tidak berhenti berusaha mengejar mimpinya untuk membuka bengkel sendiri. Ia dapati tugas magang di salah satu bengkel di Kota Bekasi.

“Waktu itu saya di Bekasi nggak ada saudara, nggak ada teman, nggak ada yang saya kenal. Akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk di bengkel. Awalnya cuma mau magang sebulan. Berhubung saya merasa nyaman di situ dan kebetulan bosnya juga oke. Akhirnya saya lanjut lagi, ditarik menjadi karyawan,” tambahnya.

Dari situlah, ia menjadi montir selama lima tahun. Berpindah-pindah bengkel di tempat yang berbeda-beda. Dari yang umum sampai ke bengkel resmi. Semua ia jadikan kesempatan untuk belajar lebih dalam, mengenai dunia otomotif hingga 2017. Kemudian ia memutuskan untuk membuka bengkelnya sendiri dengan nama Pitulas Motor di Jalan Radar Auri No.34, RT.6/RW.14, Cibubur, Ciracas, Kota Jakarta Timur.

“Jadi lima tahun itu, tiga tahun terakhirnya saya sudah mulai menabung dan prepare. Pelan-pelan beli perkakasnya dulu, misal beli obeng dulu, kunci ring dulu, kunci inggris dulu. Sedikit-sedikit saya kumpulin seperti itu. Walaupun kadang juga uang tabungannya kepake buat yang lain. Buat kebutuhan sehari-hari. Tapi ya itulah namanya proses,” akunya.

Di akhir perbincangan kami, Agus berpesan kepada adik-adik yang masih belajar di IK Dompet Dhuafa ataupun orang-orang di luar sana. Kunci untuk menjadi mandiri dan berada seperti di posisinya saat ini adalah tetap terus belajar.

“Tetaplah tekun dan rajin belajar. Karena ketika orang sudah malas atau ibaratnya nggak mau belajar lagi. Ia nggak akan bisa berkembang. Nggak akan bisa mandiri,” ungkapnya.

Agus juga menambahkan, ”Semoga dengan berdirinya bengkel tersebut, dapat membantu orang lain. Bisa mengajak alumni IK Dompet Dhuafa lainnya bergabung. Bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Karena sebaik-baiknya orang kan yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain”. (Dompet Dhuafa/Fajar)