NUSA TENGGARA BARAT — Selama tiga hari secara door to door, Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Nusa Tenggara Barat melangsungkan skrining kesehatan di beberapa titik Pos Sehat. Menjangkau 260 jiwa penerima manfaat, layanan ini dilakukan pada tanggal 11, 12, dan 17 September 2024.
Pelaksana program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PKM) LKC di NTB, Bidan Ridhoatul Istiharah, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan program skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) di NTB. Para warga dilakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, hingga kolesterol.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memaksimalkan target skrining yang ada di Pos Sehat,” ungkapnya.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Pemkot Jakarta Barat Gelar Skrining Kesehatan Bagi 342 Lansia di Perhelatan HLUN
Selain itu, melalui kegiatan ini, LKC juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Mereka diharapkan semakin sadar untuk memeriksakan kesehatan diri secara rutin serta melakukan pola hidup yang sehat.
Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi apik bersama SMK Kesehatan Al-Ishlahuddiny serta para kader setempat. Menurut Bidan Ridhoatul, kegiatan ini mendapat respon positif dari pihak puskesmas, kader, dan perangkat desa.
“Kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan Dompet Dhuafa ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan memberikan akses layanan kesehatan yang mudah dan terjangkau, diharapkan angka penderita penyakit tidak menular di NTB dapat ditekan,” ujarnya.
Baca juga: Wujudkan Lansia yang SMART, LKC-DD Jateng Gelar Skrining P3G untuk Para Lansia di Kabupaten Banyumas
Secara rinci, LKC telah melayani 40 warga di Pos Sehat Teluk Gok, 140 warga di Pos Sehat Cemare, 30 warga di Pos Sehat Gunung Ketapang, dan 50 warga di Pos Sehat Medang dan Gresak.
Kegiatan skrining kesehatan ini sangat penting karena penyakit tidak menular seringkali tidak menunjukkan gejala di awal. Dengan deteksi dini melalui skrining, masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan lebih dini, sehingga kualitas hidup dapat terjaga. Peserta yang terdeteksi mengalami masalah dalam kesehatan, selanjutnya disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut ke dokter.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan skrining ini. Saya jadi tahu kalau tekanan darah saya agak tinggi. Berkat pemeriksaan ini, saya bisa segera berkonsultasi dengan dokter dan menjaga kesehatan saya lebih baik,” ujar salah satu peserta skrining.
Baca juga: Dorong Kesehatan Masyarakat, LKC Aceh Gelar Giat Sehat Gratis di Desa Neuheun
Melansir databoks dari katadata.co.id, bahwa kematian akibat PTM paling banyak ditemukan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun jumlah kematian berdasarkan penyebabnya. Data ini dihimpun sejak 1 Januari 2017 hingga 2020/2022, saat long form sensus penduduk dilakukan.
Secara keseluruhan jumlah kematian mencapai 8,07 juta kasus pada kurun waktu tersebut. Dari jumlah tersebut, penyebab terbanyak berasal dari sakit karena penyakit tidak menular, dengan 7,03 juta kasus. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar, LKC NTB
Penyunting: Dhika Prabowo