BIMA, NUSA TENGGARA BARAT — Derasnya hujan Pada Jumat (23/12), mengguyur Kota Bima, Sumba, NTB, mengakibatkan banjir besar. Padahal dua hari sebelumnya, Rabu (21/12) banjir juga menghantam kota yang dijuluki dengan kota tepian air ini. Akibatnya air menggenangi permukiman warga daerah Jatiwangi, Rabasalo, Paruga, Tanjung dan Dara.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima mencatat, terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, dan 16.226 rumah rusak ringan. Sedangkan untuk informasi korban meninggal hingga Sabtu (24/12) belum ditemukan. Namun terdapat satu korban luka.
Untuk merespon bantuan korban Banjir Bima, tim kemanusiaan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama Lembaga Amil Zakat DASI NTB, berkolaborasi mendirikan Dapur Umum di depan posko, Jalan Raya Talabiu, Desa Padolo. Karena berdekatan dengan warga yang tidak terkena banjir, turut mengajak warga Desa Padolo, khususnya ibu-ibu berbondong-bondong membantu masak. Bahkan dengan inisiatif sendiri, ibu-ibu membawa peralatan masak, seperti Kompor Minyak Tanah, Panci dan Wajan.
“Meskipun Desa Padolo tidak terkena banjir, saya ikhlas dan senang dapat membantu masak untuk korban banjir Kota Bima. Karena di sana banyak saudara-sauadara saya juga,” ujar Zubaidah (40), Relawan Dapur Umum kepada jurnalis Dompet Dhuafa.
Koordinator Dapur Umum Posko DMC Dompet Dhuafa dan LAZ DASI NTB, Laily, menuturkan didirikannya Dapur Umum ini untuk mempermudah distribusi logistic. Karena setiap harinya akan mendistribusikan lebih dari 500 nasi bungkus untuk korban banjir Bima.
“Yaa kalau beli terus kan ribet. Biayanya juga pasti lebih mahal. Sehingga kami membuat Dapur Umum, apalagi warganya sangat kompak sekali, jadi enak koordinasinya,” imbunya. (Dompet Dhuafa/Musyfiqul Khoir)