JAKARTA — Siswa dan siswi Madrasah Istiqlal Jakarta, khususnya Kelompok Bermain Raudhatul Athfal (KB-RA) Istiqlal, turut berpartisipasi dalam program Wakaf Al-Qur’an, utamanya Al- Qur’an Braille bagi para penyandang tunanetra.
Bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, pada Selasa (11/4/2023) KB-RA Istiqlal menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Kisah Motivasi Indahnya Al-Qur’an”. Mengajak para siswa dan siswi, acara ini digelar dengan tujuan menanamkan rasa peduli serta menumbuhkan empati terutama kepada para penyandang disabilitas. Kegiatan itu juga termasuk dalam rangkaian Pesantren Ramadan yang diselenggarakan KB-RA Istiqlal.
Direktur Madrasah Istiqlal, Mochamad Taufiqurrahman mengungkapkan rasa syukur sekaligus bangganya atas terlaksananya program mulia ini. Menurutnya, program ini dapat menumbuhkan karakter berbagi melalui pembiasaan peduli terhadap sesama.
Baca juga: Santri Disabilitas Usia 18 Tahun Hafal 15 Juz, Dompet Dhuafa & Tokopedia Beri Al Quran Braille
“Pada kesempatan ini juga menanamkan sebuah karakter bagi anak-anak. Ada kegiatan-kegiatan pembentukan karakter bagi anak, salah satunya adalah karakter berbagi. Pertama mewariskan hal yang baik, yang kedua mewariskan mushaf Al-Quran kepada orang-orang yang membutuhkan. Dua hal ini menurut saya akan menjadi amal saleh dan membuat anak-anak kita menjadi anak yang saleh dan salihah,” ungkap Taufiq.
Wakaf Al-Qur’an yang diserahkan oleh KB-RA Istiqlal merupakan hasil dari uang yang disisihkan para siswa dengan tujuan berdonasi. Dalam menumbuhkan semangat berbagi, para guru KB-RA Istiqlal berinisatif untuk membuat money cake dan money tree, yaitu uang yang disisihkan oleh para siswa yang kemudian dibentuk dalam bentuk kue dan pohon.
“Alhamdulillah hari ini kita sudah menyelenggarakan wakaf Quran braille, khusus untuk teman-teman kita yang tuna netra. Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar dan kami juga mengucapkan terima kasih untuk para donatur khususnya orang tua murid siswa-siswi KB-RA Istiqlal, dengan support mereka yang setiap harinya belajar memberikan amalnya,” ujar Ema Mardiah, Kepala Sekolah kelompok Bermain Istiqlal.
Baca juga: Dompet Dhuafa Salurkan Al Quran Braille, Dukung Semangat Mengaji Para Tunanetra di Fortufis
“Dan uniknya, uang amal anak-anak ini yang menjadi motivasi mereka untuk KB-RA menggunakan money cake, dibentuk kue. Kemudian yang di RA pohong uang,” tambahnya.
Wakaf Al-Qur’an ini diserahkan langsung oleh Mochamad Taufiqurrahman, Direktur Madrasah Istiqlal kepada Yudha Andilla, Manajer Retail Fundraising Dompet Dhuafa. Program Wakaf Al-Qur’an Braille ini juga sebagai edukasi kepada siswa siswi bahwa terdapat jenis Al-Qur’an khusus untuk penyandang disabilitas
“Ini juga edukasi untuk anak-anak, ternyata ada Al-Qur’an jenis khusus yang berbeda yang biasa kita baca. Ada untuk orang-orang tunanetra yang tidak bisa melihat,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Yudha Andilla selaku Manager Retail Fundraising Dompet Dhuafa mengungkapkan harapannya. Semoga dengan adanya aktivitas ini bisa menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam diri anak-anak KB-RA Istiqlal. Sehingga, lembaga pendidikan ini mampu melahirkan generasi-generasi yang tidak hanya cerdas secara pengetahuan, tetapi juga secara keimanan dan ketakwaan.
“Kemarin kita ajarkan anak-anak gimana caranya berbagi di momen Ramadan ini. Programnya ini kita akan buat dalam bentuk Al-Qur’an Braille. Tentunya ini menjadi bantuan juga dalam beribadah kepada saudara-saudara kita yang tunanetra supaya lebih mudah membaca Qur’an dengan donasi yang adik-adik kita kumpulkan ini,” terang Yudha.
Kegiatan dilanjutkan dengan menyaksikan dongeng kisah motivasi indahnya Al-Qur’an yang disampaikan oleh Kak Cahyo. Para siswa terlihat antusias dan terbawa oleh dongeng yang disampaikan Kak Cahyo.
Acara ini turut dihadiri oleh penerima manfaat, Puja dan Fadila, santri tunanetra Pesantren Raudhatul Mahfudin yang berada di bawah naungan Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa). Meski memiliki keterbatasan dalam melihat, namun Puja dan Fadila membuktikan bahwa keterbatasan tak menghalangi setiap insan untuk beribadah. Meski dengan segala keterbatasan yang ada, mereka tetap bisa menghafal Al-Qur’an. (Dompet Dhuafa/Anndini)