Melalui Semesta Hijau, Kebaikan untuk Bumi pun Dimulai

sejumlah ibu warga Desa Bendung, Serang, Banten tengah melakukan aktivitas mencuci di kali. (Foto:Uyang/Dompet Dhuafa)

Sebagai planet yang memiliki sumber kehidupan, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk senantiasa bersinergi menjaga ekosistem dan kelestarian terhadap Bumi. Kekhawatiran penghuni bumi semakin terlihat, ketika pemanasan global (global warming) mulai terjadi yang ditandai dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.

Dampak akibat dari perubahan iklim pun mulai terasa akhir-akhir ini seperti, terjadinya perubahan musim di mana kemarau menjadi lebih panjang, begitu juga dengan musim penghujan hingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan, di berbagai wilayah.

Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih lanjut, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja terjadi karena adanya campur tangan manusia juga.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti perusakan hutan, dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.

Atas problematika yang terjadi, Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga zakat yang bergerak lebih dari 20 tahun dalam bidang kemanusiaan, ikut berupaya menangani permasalahan yang terjadi. Melalui Semesta Hijau, Dompet Dhuafa berusaha hadir untuk menjawab persoalan masyarakat, dalam hal ini bergerak berupaya melakukan perbaikan daya dukung lingkungan dan penguatan kapasitas masyarakat terhadap perubahan kondisi lingkungan, termasuk karena adanya perubahan iklim.

Program-program yang ditawarkan Semesta Hijau, memainkan peranan penting dalam membantu memperbaiki kondisi lingkungan. Semesta Hijau dengan tagline “Hijau, Lestari, Menghidupi”, hadir dengan 4 Program Utama. Ke empat program itu adalah Sedekah pohon, Air untuk Kehidupan, Program Pengelolaan Limbah Terpadu dan Energi terbarukan. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing program.

Sedekah pohon merupakan program inisiatif Dompet Dhuafa untuk mengajak masyarakat dan penerima manfaat untuk berkontribusi dalam upaya-upaya penghijauan, rehabilitasi lahan kritis dan kelestarian lingkungan. Program ini ditujukan untuk mendorong perbaikan kualitas lingkungan yang sejalan dengan peningkatan taraf hidup masyarakat penerima manfaat.

Salah satu wilayah yang menjadi penerima manfaat program ini adalah Desa Gunung Masigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jenis tanaman yang sedang diberdayakan adalah Pohon Bambu Hitam. Di wilayah tersebut, pengadaan jumlah bibit Pohon Bambu Hitam sebanyak 2778 dan 556 bibit Pohon Bambu Hitam untuk sulaman. Sedekah Pohon di Desa Gunung Masigit ini telah memasuki tahapan ke 3. Kegiatan yang sedang dilaksanakan yaitu penyulaman dan penanaman bibit bambu yang telah berjalan pada Desember lalu.

Program air untuk kehidupan Dompet Dhuafa adalah bantuan untuk masyarakat miskin di wilayah kritis air bersih layak konsumsi berbasis partisipatif masyarakat. Sampai saat ini telah terdapat 32 titik Program Air untuk kehidupan di 34 Provinsi Indonesia. Pengembangan program Air untuk Kehidupan pada tahun 2014 akan diarahkan ke wilayah-wilayah yang termasuk ke dalam peta kekeringan Indonesia.

Salah satu wilayah yang menjadi penerima manfaat dalam program ini adalah masyarakat yang tinggal di Dusun Tae Hue-Oeue, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan dalam memperoleh air bersih.

Pasalnya, Tae Hue-Oeue merupakan dusun terpencil di perbukitan yang agak gersang dan bersuhu sejuk. Belum lagi, musim kemarau yang begitu panjang dibandingkan musim penghujan yang datang semakin memperparah kondisi di wilayah tersebut. Ini disebabkan jumlah pohon yang tumbuh disekeliling mata air tersebut masih terjaga. Atas kondisi tersebut, Semesta Hijau Dompet Dhuafa merekomendasikan pembangunan bak penampungan air dan pipanisasi yang dialirkan dari sumber air tersebut.

Selain di wilayah NTT, masih banyak di beberapa wilayah Indonesia yang masih kesulitan dalam mendapatkan air yang layak pakai dan juga sehat, seperti yang dirasakan warga di Dusun Sungak, Desa Bendung, Serang, Banten. Selain air bersih, warga kerap mengeluhkan minimnya sarana dan fasilitas MCK di wilayah setempat. Untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berwudhu, mandi, memasak, dan mencuci pakaian, warga selama bertahun-tahun bergantung pada aliran sungai yang berada di sepanjang wilayah Desa Bendung.

Untuk mewujudkan harapan warga yang berjumlah sekitar 200 KK, Dompet Dhuafa dan masyarakat setempat bersinergi dalam menjalankan Program Air untuk Kehidupan (AUK) yakni membangun sarana air, serta kamar mandi (MCK) yang telah dimulai sejak November lalu.

Dengan demikian, Semesta Hijau Dompet Dhuafa berharap, melalui program-program instrumen pemberdayaan tersebut, Dompet Dhuafa mampu mencapai target dalam usaha pemberdayaan lingkungan, melestarikan lahan-lahan kosong sebagai langkah gerakan penghijauan, penyedian air bersih, pengolahan limbah di perkotaan dan pedesaan di seluruh wilayah Nusantara. (uyang)