Membangun Perdamaian Masa Depan Melalui Interfaith Youth Camp

YOGYAKARTA — Di dalam kehidupan memang banyak sekali perbedaan. Baik dari perbedaan suku, warna kulit, kebangsaan, hingga perbedaan dalam meyakini sebuah agama. Perbedaan juga tak layak dijadikan ajang permusuhan dan perselisihan. Namun, akan lebih luar biasa jika perbedaan bersatu, duduk berdampingan untuk mewarnai dunia ciptaan-Nya yang elok, bagaikan pensil warna yang melengkapi warna-warni gambar yang menyiratkan keharmonisan dalam keindahan seni.

Dalam kenyataannya, masih banyak konflik yang terpicu karena perbedaan. Sejumlah tragedi berdarah yang dilatarbelakangi isu agama telah terjadi di beberapa belahan dunia, contohnya saja di Indonesia, tragedi Situbondo, Ketapang, Ambon hingga Poso dapat menjadi contohnya. Untuk mengurai permasalahan tersebut memang dibutuhkan forum-forum untuk berdialog bersama dalam menciptakan perdamaian dunia seperti yang dihadirkan Youth For Peace Union Dompet Dhuafa dengan sejumlah pemuda penggiat perdamaian dari seluruh dunia.

Dengan mengambil tempat di Kota Pelajar, Yogyakarta, Dompet Dhuafa menggelar Dialog perdamaian dalam Interfaith Youth Camp. Dari tanggal 20 Februari 2015 hingga nanti tanggal 24 Februari 2015, puluhan peserta dari berbagai latar belakang agama, suku bangsa dan negara berkumpul dalam kegiatan tersebut untuk menghadirkan dialog antar agama.

“Sekarang banyak terjadi konflik antar agama, dan contoh gampangnya adalah konflik tentang perayaan hari keagamaan. Padahal agama yang ada telah mengajarkan untuk tetap setia pada keyakinan masing-masing dengan tetap menghormati hak pemeluk lain untuk beribadah secara bebas sesuai koridornya. Jadi menurut kami ini dapat menjadi pemantik untuk kembali memperkuat perdamaian dan kerukunan antar agama,” ungkap MD. Kamrujjaman, Sekjen Youth For Peace Union.

Dari dialog bersama diharapkan dapat menghadirkan paradigma-paradigma yang baik dalam memaknai perbedaan atau bahkan dapat menjelajahi berbagai persamaan dari masing-masing keyakinan. Sehingga dapat juga menghidupkan interaksi kooperatif dan positif antar masyarakat dengan tradisi agama yang berbeda, baik di tingkat individu maupun institusi. Melalui dialog juga, semua dapat menebarkan semangat perdamaian dan sikap saling menghormati antara kaum mayoritas dan minoritas, sehingga dapat menjalin kehidupan harmonis tanpa perselisihan.