SALATIGA — Dompet Dhuafa Jawa Tengah bersama IAIN Salatiga meresmikan satu unit foodtruck untuk program Kantin Kontainer Keliling. Ini merupakan kali kedua program Kantin Kontainer digulirkan di kampus ini. Sebelumnya program Kantin Kontainer dimulai dari 2017. Kantin kontainer dikelola oleh 10 mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, namun memiliki kecerdasan dan semangat berwirausaha. Hal tersebut yang membuat mereka dipercaya untuk mengelola keuangan kantin sepenuhnya.
Dalam program lanjutan Kantin Kontainer yang cukup berbeda dengan konsep yang pertama. Program kali ini menggunakan konsep mobile canteen, sebuah kantin keliling. Baik di daerah sekitaran kampus maupun luar kampus. Sehingga memberikan kesan kalau kantin dabat beroperasi kemana-mana.
Berawal dari kekurangannya kantin di kampus IAIN Salatiga yang terbilang sangat luas. Tercetuslah ide untuk membuat salah satu program yang juga bisa melatih jiwa wirausaha para mahasiswanya. Dengan demikian juga mampu membantu mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu untuk melanjutkan kuliahnya.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga mengungkapkan, dengan program Kantin Kontainer mahasiswa berlatar belakang ekonomi kurangpun, masih dapat melanjutkan kuliah.
“Kita menyeleksi mahasiswa yang benar-benar kekurangan dalam segi ekonomi, namun memiliki semangat belajar yang besar dan berjiwa wirausaha, untuk mengelola Kantin Kontainer,” ungkap beliau.
Choirul Umam, salah satu penerima manfaat Kantin Kontainer yang kini sudah menjadi alumni di IAIN Salatiga mengungkapkan bahwa, dari mengelola kantin, dirinya dapat menyelesaikan kuliahnya dan kini sedang meneruskan kuliah S2 yang juga biayanya dari hasil mengurus Kantin Kontainer.
“Alhamdulillah dari hasil mengurus kantin, saya bisa membiayai kuliah sendiri tanpa sedikitpun meminta dari orangtua. Sekarang saya juga sedang melanjutkan studi S2 saya,” jelas Umam, yang kini sedang menjalankan S2 Pendidikan Agama di IAIN Salatiga.
Harapannya melalui kegiatan tersebut, dapat menjadi model mengembangkan potensi-potensi para pemuda. Terutama mahasiswa yang sering digaungkan sebagai agent of change. Dengan demikian, mampu memberikan perubahan terhadap perekonomian Indonesia yang lebih baik.
“Kami memilih mahasiswa karena Dompet Dhuafa, yang memang juga memiliki fokus di bidang ekonomi, ingin menyiapkan pegusaha-pengusaha muda yang nantinya mengembangkan UMKM menjadi lebih baik,” tambah Yuli Pujihardi, selaku perwakilan dari Dompet Dhuafa Filantropi yang juga merupakan Direktur Mobilisasi ZIS. (Dompet Dhuafa/Fajar/Jateng)