JAKARTA — Ruangan instalansi thalasemia riuh oleh tepuk tangan dan gelak tawa. Keriuhan ini terjadi bukan tanpa sebab. Hadirnya volunteer Sahabat Berbagi Harapan yang ingin berbagi dan menghibur lah yang menjadi penyebab hidupnya ruangan berukuran 10×7 meter ini. Tepuk tangan dan gelak tawa semakin menggema ketika alur cerita dongeng mencapai klimaksnya. Raut bahagia pun tidak dapat disembunyikan dari wajah para penderita thalasemia ini.
Disudut lain, terlihat sosok perempuan manis yang terlihat kalem menikmati hiburan gratis dari para volunteer. Sambil berbaring menunggu proses transfusi darah selesai. Gadis kecil yang diketahui bernama Nisa, terlihat sangat menikmati setiap bagian cerita yang diperagakan oleh para volunteer.
Dengan senyum ramah, Nisa dan ibunya mengungkapkan rasa senang karena adanya progam Sahabat Berbagi Harapan. Menurutnya program ini setidaknya mampu mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh para penderita thalasemia. Nisa merupakan salah satu penderita thalasemia yang dirawat di Rumah Sakit Fatmawati. Ia terpaksa harus kehilangan masa remajanya akibat penyakit yang menyerangnya sejak kecil. Tubuhnya tidak berkembang dan kian membengkak, akibat rusaknya hemoglobin yang ada dalam tubuhnya. Nisa juga terpaksa harus meninggalkan bangku sekolahnya lebih dini. Karena penyakit yang dideritanya memaksanya untuk tidak terlalu banyak bekerja.
“Iya Nisa ini kena thalasemia sejak kecil mbak. Dulu sekolah cuma sampai kelas 6 SD saja. Soalnya dia kan nggak boleh capek, nggak boleh kerja berat. Dulu anaknya maksa pengin sekolah. Tetapi akhirnya tetap nggak bisa, karena tubuhnya memang tidak boleh kelelahan. Awalnya dulu kita rawat inap terus selama tiga tahun. Tetapi kalau sekarang cuma transfusi saja setiap 2-3 hari sekali,” ungkap Ibunda Nisa.
Walaupun hidup dengan keterbatasan fisik akibat penyakit yang menyerangnya. Diakui Nisa memiliki semangat yang tinggi dalam hal belajar. Disela-sela waktunya, Nisa selalu menyempatkan untuk membaca buku dan mengaji. Nisa mengaku bahwa sakit bukan lah sebuah alasan kuat untuk berbaring dan bermalas-malasan. Ia ingin menunjukkan kepada setiap orang bahwa, walaupun kita sakit harus tetap belajar dan mengetahui beragam informasi dari buku yang dibacanya. (Dompet Dhuafa/Ira)