Menempa Ilmu di SGI, Kini Guru Epong Utami Berkiprah Jadi Inspirasi

Kepala Sekolah SMP School of Human, Guru Epong Utami mendapatkan apresiasi Juara 2 dalam kategori Kepala Sekolah Inspiratif tingkat Kota Bekasi, pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN), Sabtu (9/11/2024).

JAKARTA — “Setiap anak memiliki potensi yang luar biasa, tugas kita sebagai guru bukan hanya mengajarkan materi, tetapi juga membimbing mereka menemukan dan mengembangkan potensi terbaiknya. Pendidikan harus memanusiakan manusia, inklusif untuk semua, dan membangun masa depan yang lebih baik,” tulis Guru Epong kepada Great Edunesia pada 11 Oktober 2024.

Seorang perempuan yang penuh dedikasi terhadap pendidikan, Epong Utami, telah memimpin School of Human, Bekasi, sejak 2019. Jabatan ini merupakan amanah besar yang dipercayakan kepadanya oleh dua tokoh pendidikan: Almarhum Babe Andi Budimanjaya dan Almarhum Baba Munif Chatib. Sebagai Kepala Sekolah, Guru Epong, sapaan akrab di SGI, tidak hanya menjalankan tanggung jawab kepemimpinan, tetapi juga melanjutkan pendidikan formalnya dengan menempuh studi S2 di bidang Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Hal ini menunjukkan tekadnya untuk terus mengasah kemampuan dan ilmunya demi mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia.

Namun, perjalanan Epong di dunia pendidikan sebenarnya tidak dimulai dari rencana yang matang. Semasa kuliah di jurusan Pendidikan Kimia, menjadi seorang guru tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Perubahan besar dalam hidupnya terjadi ketika ia berada di semester tujuh. Pada saat itu, Epong aktif di organisasi mahasiswa dan menjadi bagian dari BEM kampus.

Salah satu acara yang diinisiasi divisi pendidikan BEM adalah “Harmoni Cinta Guru,” yang menghadirkan Anies Baswedan, pendiri Indonesia Mengajar, sebagai pembicara utama. Melalui acara tersebut, Epong terinspirasi oleh kisah dan visi Indonesia Mengajar, hingga menggugah hatinya untuk memahami betapa pentingnya peran seorang guru.

Baca juga: Injak Usia 14 Tahun, SGI Komitmen Kuatkan Kepemimpinan Guru Guna Wujudkan Merdeka Belajar

Pengalaman itu makin memperkuat keyakinannya ketika ia mulai mengajar mata pelajaran kimia di sebuah Sekolah Teknik Menengah (STM). Tantangan mengajar mata pelajaran yang dianggap sulit ini memberikan pengalaman awal yang berharga bagi perjalanan kariernya.

Setelah mendengar cerita dari Indonesia Mengajar, Epong bertekad untuk menjadi bagian dari program tersebut. Sayangnya, ia belum berhasil lolos seleksi. Namun, kegagalan itu tidak membuatnya menyerah. Ia terus mencari peluang lain dan akhirnya bergabung dengan program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan) serta mendaftar di Sekolah Guru Indonesia (SGI), program pendidikan Dompet Dhuafa yang berfokus pada pengembangan kompetensi guru-guru Indonesia, khususnya dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Ujian masuk SGI saat itu berlangsung pada bulan Ramadan. Meskipun jarak perjalanan dari Jakarta Barat ke Parung, Bogor cukup jauh, Epong menempuhnya dengan penuh semangat. Perjalanan tersebut tidak hanya menguji fisiknya tetapi juga memperkuat tekadnya untuk mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.

Setelah dinyatakan lulus SGI, Guru Epong, mengikuti pembekalan dan pelatihan selama enam bulan di Sekolah SMART Ekselensia Indonesia, Parung, Bogor. Di sana, Guru Epong mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Pelatihan ini dirancang untuk mengasah kreativitas dan kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang inovatif. Selain itu, suasana pelatihan yang islami dan penuh semangat turut memperkaya pengalamannya. Sebagai peserta pelatihan, Epong juga diberi tanggung jawab menjadi ketua Tim Mading (Majalah Dinding). Sebuah tugas yang awalnya tampak sederhana, namun kemudian menjadi medium untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya.

Kepala Sekolah SMP School of Human, Guru Epong Utami mendapatkan apresiasi Juara 2 dalam kategori Kepala Sekolah Inspiratif tingkat Kota Bekasi, pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN), Sabtu (9/11/2024).
Kepala Sekolah SMP School of Human, Guru Epong Utami mendapatkan apresiasi Juara 2 dalam kategori Kepala Sekolah Inspiratif tingkat Kota Bekasi, pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN), Sabtu (9/11/2024).

SGI tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan teknis mengajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kerelawanan dan pemberdayaan masyarakat. Guru Epong diajarkan berbagai metode pembelajaran yang efektif, teknik ice breaking yang menyenangkan, hingga kemampuan memimpin dalam situasi menantang. Selain pelatihan, ia juga diberi kesempatan untuk magang di sekolah-sekolah berprestasi. Pengalaman magangnya di SDN Bantar Jati 9 Bogor memberikan wawasan baru tentang bagaimana sebuah sekolah dapat dikelola secara inklusif dan inovatif.

Setelah menyelesaikan magang di Bogor, Guru Epong ditempatkan di Sambas, Kalimantan Barat, untuk mengajar di SDN 04 Sempadian. Pengalaman mengajar di pelosok negeri ini penuh dengan tantangan baru, termasuk mengelola majalah dinding kelas, menghias ruang perpustakaan, hingga mengarsipkan buku-buku secara teratur. Semua tantangan tersebut tidak hanya memperkaya pengalamannya, tetapi juga makin menguatkan keyakinannya bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan hidupnya. Di Sambas, Guru Epong juga menjalin kerja sama dengan NGO lokal, Sedekah Sambas, yang memberikan pengalaman tambahan melalui berbagai kegiatan sosial.

Pada tahun 2015, Guru Epong menyaksikan berdirinya School of Human di Cibubur-Bekasi oleh Munif Chatib, seorang tokoh pendidikan yang dikenal dengan gagasan revolusionernya. Sekolah ini menawarkan pendekatan pendidikan berbasis keluarga yang hangat dan inklusif. Siswa memanggil guru mereka dengan sebutan akrab seperti Kak, Om, atau Bude. Meski harus bersaing dengan sekolah-sekolah swasta lain yang sudah lebih mapan, School of Human membawa konsep yang berbeda, yakni pendidikan yang memanusiakan manusia.

Baca juga: Majukan Indonesia dengan Pendidikan Berkarakter ala Sekolah Guru Indonesia

Pada tahun kedua, sekolah ini mulai menerima siswa berkebutuhan khusus, langkah yang menegaskan komitmen terhadap inklusivitas. Guru Epong bersama tim guru menghadapi tantangan dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, selaras dengan visi Munif Chatib tentang pendidikan yang menempatkan manusia sebagai fokus utama.

Selain menjalankan perannya sebagai Kepala Sekolah, Guru Epong juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar pendidikan. Beberapa pencapaian yang diraihnya antara lain memenangkan Simposium Guru yang diselenggarakan oleh Kemendikbud pada tahun 2015, menjadi Pemuda Pelopor Pendidikan tingkat DKI Jakarta pada 2016, menjadi Top Nominees Paragon Awards Bidang Pendidikan pada 2021 serta menjadi perwakilan Indonesia dalam program Pelatihan ROOTS oleh NAMA Foundation tahun 2018 yang diikuti tujuh negara muslim. Tidak hanya itu, pada tahun 2023, Guru Epong meraih Bronze Medal di International Teachers Olympiad diikuti kurang lebih 80.000 guru seluruh dunia, sebuah penghargaan yang makin meneguhkan posisinya sebagai salah satu pendidik berprestasi di Indonesia.

Bagi Guru Epong, pendidikan inklusif adalah salah satu kunci utama membangun masa depan Indonesia. Ia percaya bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang dan kondisi mereka, memiliki potensi luar biasa yang harus dikembangkan. Ia juga berharap para guru di seluruh Indonesia dapat terus menggali potensi terbaik mereka dan beradaptasi menghadapi perubahan zaman. Dengan visi seperti itu, Guru Epong optimis bahwa pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih strategis dan berdampak besar bagi generasi mendatang. (Dompet Dhuafa)

Teks: Great Edunesia, Riza Muthohar
Foto: Aset School of Human
Penyunting: Dhika