KARO — Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah juga belajar agama. Begitu juga dengan anak-anak pengungsi di Desa Gung Pinto, Kecamatan Lamanteran, Kabupaten Tanah Karo.
Sebanyak tujuh puluh dua anak usia sepuluh hingga empat belas tahun mengikuti Pesantren Kilat Ramadhan 1436 Hijriah yangn diselenggarakan oleh Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kegiatan ini dimulai sejak Kamis (25/6) sore hingga Sabtu (27/6) pagi. Kegiatan ini berlangsung di madrasah ibtidayiah, Gung Pinto.
Kegiatan ini tidak dipungut biaya. Semua kebutuhan selama menginap ditanggung oleh Dompet Dhuafa, hanya saja anak-anak harus membawa perlengkapan pribadi sendiri.
Selama mengikuti pesantren kilat anak-anak diberi materi pengetahuan agama, akhlak, hafalan Al-Qur’an, dan tadabur alam. Anak-anak begitu antusias mengikuti rangkaian kegiatan pesantren kilat ini.
“Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada satu pun anak yang meminta pulang”, ujar Purba, Ketua Koordinator Volunteer Pesantren Kilat Ramadhan 1436 H.
Anak-anak yang mengikuti pesantren kilat ini adalah mereka yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung. Dengan keikutsertaan mereka dalam kegiatan ini diharapkan akan memberikan harapan baru bahwa ada yang peduli terhadap kondisi mereka.
“Selain itu kami berharap ilmu yang didapatkan di sini bisa diterapkan saat mereka pulang ke rumah masing-masing”, lanjut Purba.
Ada tujuh pemateri atau relawan yang mengisi di pesantren kilat ini. Mereka adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara berasal yang tergabung dalam Dompet Dhuafa Volunteer.
Pesantren kilat ini bukan yang pertama kali digelar. Tahun lalu, Dompet Dhuafa menyelenggarakan kegiatan serupa. Hanya saja waktu itu anak-anak pengungsi belum terlalu antusias sehingga peserta yang ikut sedikit. (Dompet Dhuafa/Erni)