Keterbatasan ekonomi yang dihadapi keluarga, tak membuat Muhammad Ikram Azzam (14), salah satu siswa SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa ini menyurutkan semangat langkahnya untuk berjuang melanjutkan pendidikan. Bagi siswa yang tengah duduk di kelas XI SMP ini, menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana menjadi salah satu alasannya agar mampu membahagiakan kedua orangtua dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa kelak.
“Saya bersyukur bisa bersekolah di SMART ini. Buat saya, semoga ini bisa menjadi jalan keberhasilan selanjutnya,” ujar siswa yang akrab disapa Azzam ini.
Azzam menuturkan, bagai mimpi di siang bolong rasanya ia mampu melanjutkan pendidikan. Pasalnya, sang ayah yang hanya berprofesi sebagai kurir pengantar barang ini hanya berpenghasilan pas-pasan. Dalam sebulan, sang ayah hanya berpenghasilan sekitar Rp 1 Juta untuk menghidupi Azzam dan ketiga adiknya yang masih kecil. Belum lagi, sudah hampir 14 tahun lamanya, Azzam dan keluarga belum memiliki rumah sendiri dan tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta.
“Saya kasian kalo liat ayah, cape kantar barang penghasilannya sedikit. Udah gitu adik saya juga sekitar 2 orang yang sudah bersekolah. Pengen rasanya cepet jadi orang sukses,” ucapnya lirih
Bagi Azzam, peran orangtua merupakan sumber kekuatan besar yang menjadi penentu kesuksesannya dalam meraih pendidikan yang lebih tinggi. Terbukti, ketika sang ayah sendiri yang mendapatkan informasi terkait SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, dan menawarkannya kepada Azzam untuk mendaftar di sekolah gratis bagi anak-anak dhuafa yang berprestasi.
“Ayah saya saat itu sedang istirahat antar barang. Tiba-tiba lihat ada spanduk SMART dengan bertuliskan: Di cari anak-anak dhuafa yang berprestasi. Langsung ayah saya kasih tau informasi itu, dan saya pun tertarik” jelas siswa asal Jakarta ini.
Berbekal dengan keyakinan dan semangat dari sang ayah yang mengantarnya untuk mengikuti tes seleksi tersebut, ia pun mengharapkan rangkaian tes yang dijalani seperti seleksi berkas administrasi, tes kemampuan pengetahuan dasar, psikotest, dan lain sebagainya mampu diselesaikannya dengan mudah.
“Karena ayah saya yakin, selama bersekolah saya selalu mendapatkan ranking pertama berturut-turut. Dan percaya bahwa saya bisa lolos tes di SMART” paparnya bersemangat.
Alhamdulillah, kini apa yang diharapkan Azzam terwujud sudah. Ia berhasil menuntut ilmu di SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa. Selama 3 tahun lamanya menuntut ilmu, banyak manfaat dan kenangan yang terukir dalam benak siswa yang hobi membaca buku tersebut.
Tidak hanya itu, berbagai prestasi pun terus ditorehkan siswa yang bercita-cita ingin menjadi cendekiawan muslim ini, di antaranya, juara pertama lomba story telling tingkat Pulau Jawa, meraih medali perak pada kejuaraan silat tingkat Jakarta, dan masih banyak lagi torehan prestasi yang diraihnya.
Dalam harapaan kedepan, setelah menyelesaikan studinya di SMART Ekselensia Indonesia, Azzam ingin sekali melanjutkan pendidikannya hingga tingkat sarjana. Bila meraih beasiswa, ia ingin sekali menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Semoga, apa yang menjadi impiannya tersebut dapat segera terwujud.
“Sekarang masih harus banyak belajar, punya cita-cita tinggi nggak apa-apa, yang penting ada usaha untuk mewujudkannya,” harapnya. (uyang)