JAKARTA — Jelang keberangkatan Dai Ambassador ke berbagai negara, Layanan Dakwah Dompet Dhuafa menggelar Training Dai Ambassador 2023 yang bertempat di Grand Whiz Hotel Simatupang pada Kamis (16/03/2023) hingga Ahad (19/03/2023). Kegiatan ini merupakan persiapan yang dilakukan para Dai sebelum bertugas mengemban amanah untuk syiar dakwah ke berbagai negara.
Ustaz Badrusalim, Dai Ambassador 2023 asal Kebumen yang ditugaskan ke Suriname menceritakan bagaimana persiapannya jelang keberangkatan. Ia menyampaikan, sebelumnya ia pernah ditugaskan ke Timor Leste pada tahun 2016.
“Penugasan pertama saya pada tahun 2016 ke Timor Leste, sekarang ditugaskan ke Suriname, negeri yang paling jauh,” ungkapnya.
Baca juga: Dompet Dhuafa Gelar Training Dai Ambassador 2023, Siap Berdakwah ke Penjuru Dunia
Terkait persiapannya sendiri, disampaikan sama seperti persiapan Dai yang lain, namun secara khusus, sekiranya ada empat persiapan yang dilakukan Ustaz Badrusalim.
“Khusus untuk persiapan saya pribadi ketika mendengar akan ditugaskan ke Suriname, yang pertama ingin saya tahu karena dakwah harus mengetahui mad’u atau audiensnya, maka saya pelajari dahulu negara Suriname mulai dari letak geografisnya, baik dari YouTube, Google, dan lain-lain. Kedua saya juga berkomunikasi dengan mitra yang ada di sana. Ketiga saya cari tahu dan bertanya pada orang yang pernah dikirim ke sana. Keempat adalah dari buku,” terang Ustaz Badrus.
Ustaz Badrusalim juga menambahi terkait dengan kultur Suriname yang akan dikunjungi.
“Berdasarkan empat persiapan yang saya akses tadi, ada beberapa catatan-catatan yang saya persiapkan termasuk unsur budaya. Ketika berkomunikasi di sana nanti harus bisa berbahasa Jawa ngoko, karena saya biasanya ngapak, maka jadinya saya mempersiapkan diri dengan latihan menggunakan bahasa ngoko dengan jamaah pengajian saya,” tuturnya.
Kemudian, ia memaparkan lebih lanjut mengenai tradisi bahasa dan kebudayan Jawa yang ada di sana, seperti misalnya tradisi Kejawen.
“Lha ini kita pelajari, supaya besok ketika menyampaikan materi tidak kaku karena sudah belajar akulturasi budaya. Termasuk prinsip syariat, saya juga mendapat informasi dari mitra kalau masalah kiblat juga ada di sana. Orang Jawa dahulu kalau salat menghadap ngulon (barat), hingga sampai saat ini ada masjid di sana yang menghadap ngulon bukan kiblat. Sehingga ada dua masjid, satu yang menghadap kiblat satu yang menghadap ngulon,” jelasnya.
Baca juga: Kemenag dan Kemlu Apresiasi Para Dai Ambassador
Ustaz Badrusalim juga membawa banyak kitab ke sana untuk memperkenalkan budaya estafet keilmuan ulama di Indonesia. Materi dakwah yang ia siapkan meliputi Islamiyah, wathaniyah, dan zakatiyah, walau tidak disiapkan secara spesifiknya. Adapun selain persiapan materi, ia juga mempersiapkan fisik serta mental, mengingat Suriname merupakan negara paling jauh dalam program Dai Ambassador 2023. Tak lupa, Ustaz Badrus juga menyampaikan harapannya.
“Semoga ada kemanfaatan yang diterima oleh mereka termasuk dari sisi pengetahuan agamanya,” pungkasnya.
Salah satu mitra negara baru dalam program Dai Ambassador adalah Kaledonia Baru. Ustaz Luqman Hakim asal Ponorogo yang tugaskan ke negara tersebut juga menyampaikan antusiasmenya untuk menjalankan amanah syiar dakwah ini.
“Saya juga baru dengar negara Kaledonia Baru, sehingga saya perlu bertanya terkait negara tersebut sebelumnya. Ini merupakan mitra baru Dompet Dhuafa terkait pengiriman Dai ke beberapa negara yang bekerja sama dengan KJRI Noumea, jadi untuk visanya bisa diurus dengan lancar. Kemudian yang menarik di sana ada komunitas Jawa, nah kebetulan saya dari Jawa. Setelah membuka YouTube terkait komunitas Jawa tadi, ternyata ketuanya orang Magetan. Sehingga ada perasaan nostalgia nantinya,” tutur Ustaz Luqman.
Baca juga: Sepulang Berdakwah di Luar Negeri, 29 Dai Ambassador Pulang Berbagi Cerita
Ia juga menjelaskan lebih lanjut terkait persiapannya mulai dari persiapan administrasi dan persiapan keilmuan.
“Persiapan yang dilakukan selain administrasi, tentu juga ada persiapan secara ilmu tentang keislaman, dakwah tentang keindonesiaan juga. Selain itu, karena Dompet Dhuafa merupakan lembaga zakat, saya juga berusaha menyampaikan terkait hal itu agar visi misi Dompet Dhuafa bisa makin terealisasikan,” terang Ustaz Luqman.
Perjalanan mengemban amanah Dompet Dhuafa dalam menyebarkan syiar Islam ke berbagai negara ini menjadi suatu hal yang benar-benar disiapkan oleh para Dai yang bertugas. Ustaz Badrus menjelaskan lebih lanjut bahwa “Ada pepatah Arab menyampaikan man ‘arofa bu’da safari ista’adda, barang siapa yang tau jauhnya perjalanan maka bersiap-siaplah, maka itulah persiapan yang saya lakukan,” pungkasnya.
Mudah-mudahan, perjalanan syiar para Dai Ambassador 2023 ini diberi kemudahan dalam bertugas sampai nantinya kembali ke Indonesia, dan tentu memberikan kebermanfaatan bagi umat Islam, khususnya di negara minoritas selama bulan Ramadan nanti. (Dompet Dhuafa/Awalia R)