SOLOK, SUMATERA BARAT — Sirukam, adalah sebuah Nagari (Kecamatan) yang terletak di Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Wilayah perbukitan tersebut, berada pada ketinggian 1.300 MDPL dengan suhu udara rata-rata 16 derajat celcius. Dalam bahasa Minang, Sirukam, diyakini berasal dari kata 'Suruakkan' yang berarti 'Sembunyi'.
"Zaman penjajahan dulu, Nagari Sirukam memang menjadi salah satu tempat persembunyian dan perlindungan yang aman bagi pribumi. Dari situlah dinamakan Sirukam," ungkap Abdul Rahman, Pendamping Program Unit Solok Dompet Dhuafa Cabang Singgalang.
Nagari Sirukam memiliki jarak 35 kilometer dari pusat Kabupaten Solok atau dapat ditempuh dengan waktu sekitar satu jam perjalanan darat menggunakan kendaraan roda empat. Menuju Sirukam, perjalanan juga dilalui dengan kelok berliku dan tanjakan.
Ya, di bukit persembunyian tersebut, terdapat banyak potensi alam yang tersembunyi pula. Sepanjang perjalanan, suguhan pemandangan alam hijau seperti sawah dan kebun banyak terdapat di sana. Mulai dari tanaman Padi, Bawang, Jagung hingga Kopi, tumbuh subur di sana. Kopi Arabica Solok kian menjadi komoditas unggulan nan banyak peminatnya.
"Tak hanya kopi robusta, jenis arabica juga menjadi salah satu komoditas unggulan Kabupaten Solok, yang diperluas area tanamnya di daerah dataran tinggi Sirukam," seru Abdul.
Berangkat dari hal tersebut, Dompet Dhuafa melihat, mencari, juga menggulirkan rekomendasi program pemberdayaan ekonomi zakat produktif melalui Call For Proposal Project Dompet Dhuafa Cabang Singgalang.
Dompet Dhuafa terus berupaya untuk memandirikan para penerima manfaatnya dengan prinsip 'dari mustahik menjadi muzaki'. Hingga pada 2018, Dompet Dhuafa Cabang Singgalang melakukan assesment pada pengembangan pertanian kopi di Sirukam, Solok, untuk menebarkan luasnya manfaat bahagia berzakat bagi para penerima manfaat maupun para donaturnya.
"Jadilah di 2019, Dompet Dhuafa menggulirkan program pemberdayaan pada Kelompok Tani Sirubuih Indah Nan Jaya, dengan anggota kelompok berjumlah 25 orang. Berupa penyediaan fasilitas kelompok mulai dari bibit hingga tempat pengolahan pasca panen (pulper house, rumah pengeringan, huller, gudang). Tentunya juga menyediakan peran pendampingan dan pembinaan bersama mitra Koperasi Solok Radjo selama 1-2 tahun, membantu dalam pemasaran hingga pengolahan limbah menjadi pupuk kompos," terang Hadie Bandarian, selaku Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Singgalang, pada Selasa (17/12/2019).
Pada Rabu hingga Jum'at (18-20/12/2019), Tim Dompet Dhuafa kembali menulusuri lokasi pemberdayaan pertanian kopi di Jorong (Desa) Kubang Nan Duo, Nagari Sirukam, untuk menilik para perawat hasil alam dibalik potensi tersembunyi dari bukit persembunyian tersebut. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)