Menumbuhkan Kembali Semangat Gotong Royong

JAKARTA — Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, dapatlah saya satu perkataan “gotong royong”. Inilah semboyan yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sang proklamator Indonesia tentang eksistensi dasar dari pancasila. Negara Indonesia dibangun dengan semangat gotong royong yakni mampu mengembangkan persatuan dari beraneka ragam perbedaan, bukan menolak persatuan.

Gotong royong merupakan peninggalan nenek moyang yang mengutamakan semangat kebersamaan, rasa mencintai, rasa kesatuan, rasa toleransi dan untuk membangun bangsa yang satu kesatuan. Mengedepankan sikap gotong royong akan muncul rasa tolong menolong kepada sesama.

Kata gotong royong sendiri berasal dari Bahasa Jawa, gotong adalah memikul dan royong maknanya secara bersama-sama. Sehingga gotong royong ini dapat diartikan dengan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu yang menyangkut kegiatan bersama (Bambang Suwondo, 1981:1).

Dalam kehidupan masyarakat Desa di Jawa, gotong royong dapat diimplementasikan dalam pengerahan tenaga tambahan pada aktivitas produksi bercocok tanam di sawah. Untuk keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya. Misalnya untuk membantunya dalam mempersiapkan sawahnya di masa penanaman yang baru (memperbaiki saluran-saluran air dan pematang-pematang dan mencangkul, membajak, menggaru dan sebagainya). Petani tuan rumah hanya menyediakan makan setiap hari kepada teman-temannya yang datang membantu pekerjaan tersebut. Kompensasi lain tidak ada, tetapi yang meminta bantuan tadi harus mengembalikan jasa itu dengan membantu semua petani yang diundangnya tadi, setiap saat apabila mereka memerlukan bantuannya.

Namun seiring dengan perkembangan waktu, perilaku gotong royong yang dimiliki masyarakat dari berbagai lapisan terlihat mulai memudar. Kemajuan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan menjadi alasan yang cukup signifikan bagi minimya perilaku gotong royong tersebut. Beberapa kemajuan dalam bidang kehidupan dapat diamati saat ini yaitu dengan semakin beragamnya tampilan yang berbau digital.

Menumbuhkan Kembali

Dalam rangka menumbuhkan kembali semangat gotong royong, Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi yang bergerak dalam pemberdayaan umat melalui dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF), berkiprah dalam empat aspek yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pengembangan sosial.

Pertama, kesehatan, saat ini Dompet Dhuafa menghadirkan Rumah Sehat Terpadu (RST) di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor. RST ini melayani kaum dhuafa secara gratis dengan pelayanan VIP. Untuk mendapatkan pelayanan gratis para penerima manfaat mendaftarkan langsung ke RST. Kemudian pihak RST akan men-survey untuk layak tidaknya menjadi anggota pasien. Jika sudah memenuhi persyaratan, maka selama hidupnya ia berhak mendapatkan pelayanan gratis di RST. Selain RST, terdapat pula Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC). LKC hanya melayani rujukan sementara dari pos kesehatan yang berada di tingkat kelurahan.

Kedua, pendidikan, dalam dunia pendidikan Dompet Dhuafa mendirikan Sekolah Smart Ekselensia tingkah SMP dan SMA. Sekolah model pertama untuk kaum dhuafa yang berprestasi dari Sabang sampai Merauke selama lima tahun, untuk menjadi pemimpin bangsa. Adapula Sekolah Guru Indonesia (SGI) untuk para sarjana fresh graduate dan guru-guru yang ingin mengabdi di pelosok pedalaman dan perbatasan Indonesia. Sedangkan untuk tingkat perguruan tinggi, Dompet Dhuafa menggulirkan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia melalui Beastudi Indonesia.

Ketiga, ekonomi, ikhtiar dalam pemberdayaan ekonomi terdapat program Kampung Ternak Nusantara yang memberdayakan masyarakat miskin untuk menjadi peternak dan tersebar di seluruh nusantasa. Kemudian Karya Masyarakat Mandiri, di mana masyarakat diwadahi melalui pengetahuan entrepreneurship. Saat ini beberapa produk binaan Dompet Dhuafa seperti Gula Semut, Kopi Nusantara, Beras dan lainnya telah mengisi etalase toko. Bahkan ada juga yang diimpor.

Keempat, pengembangan sosial. Dalam hal ini Dompet Dhuafa mempunyai Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM), Migrant Institute, Disaster Management Centre, Semesta Hijau dan Cordofa. Lembaga-lembaga tersebutterus mendorong kepedulian terhadap masyarakat untuk meningkatkan martabatnya.

Keempat aspek di atas hanya gambaran kecil Dompet Dhuafa dalam rangka semangat gotong royong untuk memanusiakan manusia. Kepedulian kita terhadap kebaikan kecil antar sesama adalah salah satu ikhtiar dari gotong royong. Mungkin hari ini kita masih diberikan kesempatan hidup, belum tentu besok. Mengapa kita tidak berbuat kebaikan? Mari membentang kebaikan. (Dompet Dhuafa/Khoir).