BOGOR — “Saya mau perluas lagi dagangan. Karena yang sudah kelihatan itu jualan sembako. Paling laku dah ibaratnya, kalau jualan itu. Itulah mengapa saya bisa sekolahin anak di SDIT,” aku Darmilah (46).
Beliau merupakan salah satu penerima manfaat dari program Disabilitas Mandiri yang merupakan kerja sama Dompet Dhuafa dan Sariayu Martha Tilaar. Dalam program tersebut, para penerima manfaat mendapatkan bantuan berupa modal untuk memulai usaha hingga menjadi mandiri.
“Saya juga kaget dapat sumbangan. Kok ada gitu orang yang baik hati. Jangankan sumbangan, pinjam uang saja sekarang susah. Ini tiba-tiba ada yang kasih uang. Datang langsung ke rumah saya pula. Tapi ya kita mana ada yang tahu kuasa Allah. Sampai mertua saya sendiri saja kurang begitu percaya. Masa sih ada yang berbaik hati memberikan sumbangan cuma-cuma. Langsung datang lagi orang-orangnya,” tambahnya.
Program tersebut hadir untuk menyambut Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia atau yang lebih dikenal dengan International Day for the Eradication of Poverty, yang jatuh pada 17 Oktober 2019. Tema peringatan pada tahun ini adalah “Acting together to empower children, their families and communities to end poverty.” Tema tersebut menekankan semua anak berhak memperoleh kehidupan yang baik. Karena kemiskinan itu melukai semua orang, termasuk anak-anak.
“Walaupun saya nggak punya, tapi saya ingin anak saya pintar,” sambungnya.
Beliau sehari-hari berdagang mainan anak-anak. Keputusannya memulai usaha mainan anak tidak lepas dari pengalaman beliau sebagai pengajar di TPA.
“Semua keluarga saya nggak ada yang kerja di pabrik. Minimal jadi pedagang, jualan atau guru. Pesan bapak saya memang jangan jadi buruh pabrik. Minimal jadi tukang rias, tukang jahit, punya sendiri gitu. Sebenernya saya menjahit tidak bisa, walaupun saya dikursuskan menjahit. Keahlian saya lebih mengajar ngaji,” imbuhnya.
Namun di tahun ini, penjualan sempat menurun hingga membuatnya bersama sang suami kebingungan. Mereka sempat berencana menjual rumah untuk hidup dan mencukupi kebutuhan sehari-hari, serta juga menjadi modal awal untuk memulai usaha yang lain.
“Sempat kepikiran jual rumah. Tapi alhamdulillah dapat bantuan. Terus nggak jadi jual deh,” jelasnya.
Sabtya Sukma, selaku Brand Manager Sariayu Martha Tilaar mengungangkapkan, “Salah satu alasan kenapa ibu-ibu tersebut terpilih menjadi penerima manfaat ialah memiliki semangat Fearless Hijab dan Fearless Beauty. Di tengah keterbatasannya mereka tetap semangat, tetap mempunyai harapan ke depannya. Contohnya Ibu Darmila, ia ke depannya ingin jualannya semakin lebih bagus. Istilahnya punya visi ke depannya gitu. Kita senang sekali bisa membantu wanita-wanita seperti itu. Semoga bantuan yang kita berikan benar-benar bermanfaat”. (Dompet Dhuafa/Fajar)