CIANJUR, JAWA BARAT — Dompet Dhuafa Banten turut mengerahkan Tim Aku Temanmu sebagai layanan pendampingan Psychologycal First Aid (PFA), sejak hari ke-4 (empat) pasca peristiwa Gempa Bumi Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022. Melangsungkan aksi di 2 (dua) sesi berbeda pada Minggu (27/11/2022), giat PFA sesi kedua kali ini menyasar para penyintas di pengungsian, terutama penyintas dewasa.
Koordinator Tim PFA Aku Temanmu, Iqbal, menceritakan aksi PFA sesi kedua di pengungsian Kampung Pataruman RT 04/RW 08, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresi, terdapat sebanyak 90 orang Penerima Manfaat yang terdiri dari 25 orang, yaitu 19 perempuan dan 6 laki-laki. Mereka antusias ikut serta dalam giat PFA disana.
“Kegiatan dimulai dengan ice breaking dan perkenalan, juga sebagai bentuk assesment emosi mereka. Setelah itu kita melakukan identifikasi emosi melalui skala 1-10, sekaligus melakukan Pre-Test kondisi awal. Kemudian berlanjut dengan cek indikator Psikososial Religi,” sebut Iqbal.
“Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan CISD’s atau mengajak peserta untuk bercerita secara bergantian. Terakhir, ditutup dengan latihan relaksasi pernapasan abdominal, mengingat memori bahagia, dan latihan butterfly hug,” imbuhnya.
Hasil Pre-Test pada assesment tersebut menyebutkan kondisi Penerima Manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan 13 orang, normal 9 orang, dan berdaya 3 orang. Kemudian hasil Post-Test menyebutkan kondisi Penerima Manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan menjadi 6 orang, normal 12 orang, dan berdaya 7 orang.
Kemudian hasil cek indikator menunjukkan kategori (1) Fisik: berdaya 5 orang, normal 4 orang, dan butuh bantuan 16 orang, (2) Pikiran: berdaya 10 orang, normal 14 orang, dan butuh bantuan 1 orang, (3) Perasaan: berdaya 2 orang, normal 10 orang, dan butuh bantuan 13 orang, (4) Sosial: berdaya 4 orang, normal 14 orang, dan butuh bantuan 2 orang, (5) Peran: berdaya 3 orang, normal 5 orang, dan butuh bantuan 17 orang, serta (6) Religi: berdaya 18 orang, normal 12 orang, dan butuh bantuan 0 orang.
“Setelah mengetahui kondisi penyintas setelah dilakukan pendampingan Psikososial, mereka merasakan menjadi lebih tenang dan merasa tidak sendiri. Mereka juga sudah memiliki alternatif keterampilan jika kondisi bencana kembali datang,” pungkas Iqbal. (Dompet Dhuafa / Banten / Dhika Prabowo)