Meski Berkekurangan, Gadis Yatim ini Bertekad Bahagiakan Sang Ibu

Namanya Winda Melia (11). Gadis remaja ini ialah salah satu siswa yang termasuk dari sembilan siswa SD Negeri 65 Pekanbaru yang mendapatkan beasiswa dan paket bantuan sekolah dari Dompet Dhuafa Riau (DD Riau).

Winda merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini ia tinggal bersama Ibu dan kedua kakaknya di rumah berbilik papan dengan dua kamar. Winda merupakan anak yatim. Ia ditinggal sang Ayah yang meninggal karena demam tinggi saat Winda masih berusia 10 Tahun. Winda sekeluarga selama 25 tahun tinggal di tanah yang masih menumpang di jalan Pesisir RT/RW: 05/06 tersebut.

“Ayahnya Winda sudah meninggal sewaktu Winda masih duduk di kelas V SD. Ayahnya meninggal satu setengah tahun yang lalu dikarenakan sakit. Waktu itu hasil pemeriksaan laboraturium menunjukkan gejala hepatitis, tetapi sewaktu akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut beliau sudah pergi terlebih dahulu,” cerita Yusmaniar, Ibunda Winda.

Yusmaniar menuturkan, perjuangan berat ia lalui di awal-awal keperigan sang suami. Ia mengakui cukup berat untuk membimbing anak-anak yang masih memerlukan peran seorang ayah. Terlebih lagi pada saat itu anak-anak seusia Winda sangat membuat dirinya khawatir lantaran Winda adalah anak perempuan satu-satunya.

Yusmaniar yang bekerja sebagai buruh pembungkus garam dengan penghasilan Rp. 200.000,- per minggu ini mengakui cukup berat untuk membesarkan kedua anaknya dengan penghasilan tersebut. “Saat ini penghasilan Ibu masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi kebutuhan Winda dan abangnya bersekolah,” terangnya lirih.

Di sekolah dan di lingkungan sekitar rumah, Winda terbilang cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan. Di sekolah, I aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.

“Saat di sekolah Winda ikut kegiatan Rebana, menjaga warung jujur, kerajinan taman daur ulang, kompos dan unit Kesehatan Sekolah. Sedangkan di sekitar rumah, Winda ikut kegiatan mengaji yang sering diadakan di dekat rumah,” ujar Winda.

Winda yang saat ini masih menetapkan cita-cita untuk menjadi seorang dokter mengatakan bahwa ia mempunyai motivasi belajar untuk membahagiakan ibunya yang saat ini masih harus berjuang keras untuk membesarkan sekaligus membiayai sekolah Winda dan satu orang kakaknya.

“Mudah-mudahan Winda dapat mencapai cita-cita sebagai seorang dokter supaya Winda dapat menolong orang yang kesusahan seperti kami dimana saja,” harap Yusmaniar

“Kami juga sangat berterima kasih sekali atas diberikannya paket bantuan sekaligus beasiswa oleh para donatur kepada Winda, karena saya sangat terbantu sekali dengan adanya program ini. Semoga dengan adanya bantuan ini dapat membantu orang-orang yang kondisinya sama seperti kami ini. Dan semoga kemurahan rezeki selalu dilimpahkan bagi para dermawan yang memberikan kami bantuan,” pungkasnya. (gie)