LAMPUNG — Raut muka bahagia sudah mulai tertutup dengan lipatan-lipatan kulit yang memenuhi wajahnya. Namun, nada suaranya tak bisa menutupi rasa senang di hati. Mariyem (75), warga Desa Tulung Agung, Gadingrejo, Pringsewu, Lampung mengaku senang mendapat daging kurban dari Dompet Dhuafa. Di sebuah rumah gubuk bersekat anyaman bambu, ia tinggal hanya bersama dengan Sutrisno, anak bungsunya.
“Wes ora iso nyambut gawe nak. Kabeh anakku sing nyambut (sudah tidak bisa bekerja nak. Semua anakku yang mengerjakan),” cetusnya dalam bahasa Jawa khas Lampung.
Beriringan dengan proses pemotongan hewan dan pencacahan daging kurban, tim distribusi Dompet Dhuafa Lampung bergerak menyusuri kampung-kampung di wilayah Kabupaten Pringsewu pada Kamis (29/6/2023). Para anggota Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) pun tak mau luput dari aksi kebaikan ini.
Baca juga: Sambut Baik Program THK Dompet Dhuafa, Masyarakat Tulung Agung Senang Bisa Rasakan Daging Kurban
Guna memperlancar proses distribusi Tebar Hewan Kurban (THK) ke rumah-rumah yang lokasinya berjauhan, Dompet Dhuafa Lampung menerjunkan armada Dapur Keliling (Darling). Pembagian ratusan paket daging berwadah besek pun berjalan lancar dan diterima dengan hati senang oleh para penerima manfaat yang mayoritas merupakan kaum duafa.
Kepada Dompet Dhuafa, Mariyem mengaku sudah tidak bisa mengerjakan apa-apa. Aktivitasnya di rumah hanya duduk-duduk saja dengan mengandalkan sang anak untuk mengurusnya. Segala Aktivitas rumah seperti memasak, mencuci, bersih-bersih semuanya dikerjakan oleh sang anak. Sedangkan sang anak, Sutrisno, hanya bekerja sebagai seorang buruh harian.
Sebelum menginjak usia senja, Mariyem bekerja sebagai pembuat anyaman bambu. Jenis anyaman yang ia bikin adalah berbentuk saringan untuk menyaring santan peras. Kini, segala aktivitas rumah seperti memasak, mencuci, bersih-bersih semuanya dikerjakan oleh sang anak.
Baca juga: Quality Control THK di Sukabumi, Dompet Dhuafa Pastikan Hewan Kurban Sehat dan Sesuai Syariat
Nantinya, Mariyem mengaku akan meminta sang anak untuk memasak daging-daging kurban yang didapat dari Dompet Dhuafa, hingga bertekstur lembut. Tentu agar dirinya dapat menikmati daging kurban. Sebab bagaimanapun, Mariyem tak ingin menyia-nyiakan keberkahan ibadah kurban.
“Mangane yo setitik wae. Ulet-ulet ngono (makannya sedikit demi sedikit aja. Kecil-kecil gitu),” ucapnya.
Mariyem berulang-ulang menyampaikan terima kasih kepada Tim Dompet Dhuafa. Oleh tim, Mariyem mendapat penjelasan bahwa dagaing yang dapat itu merupakan titipan dari donatur-donatur Dompet Dhuafa dari Hijra Bank yang ingin kurbannya dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara lebih luas. (Dompet Dhuafa/Muthohar)