JAKARTA — Selama kurun waktu 28 tahun, Dompet Dhuafa telah banyak berkiprah menangani kasus-kasus kemanusiaan dan kebencanaan. Pada hari kelahirannya yang genap ke 29, Sabtu (2/7/2022), Dompet Dhuafa mengusung tema #KolaborAksiBangunNegeri. Selain itu, Parni Hadi selaku Inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa merumuskan trilogi sebagai gagasan lembaga filantropi Islam ini. Yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Siaga Hadapi Bencana Perkotaan.
Dua hari setelahnya, Senin (4/7/2022), bertempat di halalam parkir Gedung Philantrophy Dompet Dhuafa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Dompet Dhuafa menggelar acara tasyakuran Milad 29 Dompet Dhuafa. Pada kesempatan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut hadir mengapresiasi kinerja kemanusiaan para amil dan relawan Dompet Dhuafa. Sekaligus pada acara ini, Dompet Dhuafa dan BNPB sepakat bekerjasama untuk meningkatkan penanggulangan bencana di perkotaan. Dalam istilah ini disebut UDM (Urban Disaster Management).
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dan Direktur Dakwah Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji serta Direktur Business & Operations Support Dompet Dhuafa Prima Hadi Putra melakukan penandatanganan kerjasama UDM. Kesepakatan KolaborAksi ini disaksikan oleh Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Parni Hadi dan Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo. Tidak hanya itu, seluruh jajaran pengurus, direksi, general manager, senior officer, karyawan, relawan Dompet Dhuafa hingga amil-amil Dompet Dhuafa yang berada di seluruh cabang dalam dan luar negeri juga turut menyaksikan gagasan luar biasa ini.
Sesaat usai pembubuhan tanda tangan dilakukan, Prasinta Dewi menyampaikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa, khususya unit program Disaster Management Center Dompet Dhuafa, atas dedikasinya terhadap kemanusiaan dan penanggulangan kebencanaan. Ia menegaskan bahwa bencana adalah urusan semua pihak, baik oleh pemerintah pusat, daerah, kementerian, lembaga-lembaga, pengusaha, akademisi, NGO, dan para pemegang kepentingan. Semuanya harus ikut memastikan bahwa pengelolaan risiko bencana menjadi tanggungjawab bersama.
“Apresiasi kami berikan kepada Dompet Dhuafa, khususnya Disaster Management Center Dompet Dhuafa, yang sampai saat ini terus aktif dalam program penanganan bencana mulai dari mitigasi bencana, saat bencana, hingga paska bencana. Pengelolaan risiko bencana menjadi tanggungjawab bersama supaya berkurang secara substansial risiko bencana dan hilangnya nyawa, penghidupan, kesehatan, serta hilangnya aset aset ekonomi, sosial dan budaya yang dimiliki oleh orang perorangan, usaha bisnis, masyarakat dan negara,” jelasnya.
Ahmad Shonhaji ikut menambahkan, bahwa orang-orang banyak berbondong-bondong pindah ke kota. Perkotaan kini pun semakin padat, sehingga potensi bencana di perkotaan semakin tinggi. Ia menyebut kondisi masyarakat di perkotaan dengan istilah Pak Kumis, yaitu Padat Kumuh dan Miskin. Kemiskinan dan keterbatasan ilmu pada masyarakat akan berdampak pada berbagai macam bencana yang bukan hanya bencana peristiwa alam saja.
Terdapat 3 (tiga) hal yang akan dilakukan oleh Dompet Dhuafa sesuai dengan trilogi yang telah dicetuskan. Yaitu membangun desa-desa wisata supaya desa dapat tumbuh berkembang dan kembali menarik bagi masyarakat. Kemudian yang kedua mengatasi kemiskinan dan kesenjangan masyarakat yang ada di kota. Yang ketiga adalah menanggulangi bencana-bencana perkotaan melalui program unit DMC Dompet Dhuafa yang akan selalu bergandeng tangan bersama BNPB.
“Di sinilah peran DMC mengambil peran bersama Dompet Dhuafa untuk terlibat dalam penanganan masyarakat kemiskinan perkotaan. Hari ini dalam rangka milad DD yang ke-29, #KolaborAksiUntukNegeri, kita mengambil peran untuk penanggulangan kemiskinan masyarakat perkotaan,” ucapnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)