Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa

Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Parni Hadi, beserta jajaran petinggi YRST Dompet Dhuafa memotong tumpeng yang menjadi tanda Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa.

BOGOR — Langit di atas Jakarta terang pada Selasa (09/07/2024). Tidak seperti hari-hari sebelumnya, selalu mendung dan hujan. Mobil yang membawa saya dari Jakarta ke Parung, Bogor, juga melaju dengan lancar. Saya berharap tepat pukul 09:00 WIB saya bisa sampai di Gedung Qatar Charity Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa untuk menghadiri Milad ke-12 RST, tempat perawatan mayoritas kaum dhuafa itu. Alhamdulillah, perjalanan lancar. Tepat pukul 09:01 WIB, mobil memasuki gerbang kompleks Zona Madina menuju Gedung Qatar Charity. Setelah melalui jalan yang membuat ban mobil gemertup karena menginjak hamparan kerikil, sampailah saya di Gedung Qatar Charity.

Melihat suasana di sana, tak tampak kesan bahwa ada sebuah upacara yang akan dilangsungkan di gedung tersebut. Tidak ada seorang pun yang berdiri di pintu masuk gedung untuk menyambut tamu. Saya lihat, hanya ada satu karangan bunga sederhana dipajang dekat pintu, bertuliskan “Selamat Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa”. Saya melangkah masuk, terlihat sejumlah perawat wanita yang tampaknya juga akan menghadiri upacara, berjalan menuju lift. Saya memberi salam, perawat yang paling depan membalas. Saya bertanya, lantai berapa tempat upacara? Salah seorang perawat berbaik hati membalas, “Ikut kami saja, Pak”. Saya sampai di lantai 2, tempat ruangan upacara. Kembali, salah seorang perawat menyodorkan kepada saya sebuah kotak kertas berisi juadah.

Dalam ruangan, saya lihat panggung sudah didandani balon-balon warna-warni. Semula, saya mengira bahwa saya menjadi undangan pertama yang masuk ke dalam ruangan. Namun, salah seorang panitia yang mengenal wajah saya, mengarahkan saya ke ruang lain. Semangat saya baru kembali, di ruangan itu sudah berkumpul petinggi Yayasan Rumah Sehat Terpadu (YRST) dan Manajemen RST DD. Hadir Pak Ismail Said Ketua YRST, Iwan Ridwan, Bendahara, Yuniarko, Sekretaris, dan dr. Zakaria, Direktur Utama RST DD. Tidak lama kemudian, datang Pak Parni Hadi, Inisiator dan Ketua Pembina YDDR dan YRST. Oleh karena waktu upacara sudah molor beberapa menit, kami beranjak memasuki ruangan upacara. Di dalam, telah duduk rapi kurang lebih 30-an perawat RST DD dalam pakaian seragam harian. 

Baca juga: Beri Akses Jaminan Kesehatan, RST Dompet Dhuafa Luncurkan Platform Pengobatan Dhuafa dan Buku ‘RS Modal Nol’

Acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa di Parung, Bogor, Jawa Barat.
Acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Acara dikemas sangat sederhana, setelah menyanyikan lagu Indonesia yang dipandu oleh Vini Rachma, video profil YDDR, pembacaan doa, kemudian tiba giliran laporan dr. Akun selaku Ketua Panitia Milad ke-12 RST. Busana yang dikenakan dr. Akun sedikit unik. Ia memakai kostum mirip Gatotkaca dalam cerita pewayangan, berkumis tebal dan pelipis tebal (menggunakan lakban hitam). Ia membawa busur panah. Dokter Akun hanya tampil beberapa menit dengan mengucapkan satu kalimat dan secara simbolis melesatkan anak panah dari busurnya, tanda acara dibuka. Luar biasa, pembukaan acara seperti ini sungguh kreatif.

Dua Paradigma

Itulah sedikit ilustrasi suasana upacara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa di Parung, Bogor. Rumah sakit ini menjadi salah satu ikon organ YDDR berbasis filantropreneur. RST DD diresmikan untuk beroperasi pada 4 Juli 2012. Ismail A. Said, Ketua YRST melaporkan, selama 12 tahun RST DD telah berkembang maju dan pesat. Berbagai kendala yang berkaitan dengan kultur lingkungan tempat RST DD berada serta tantangan dalam pengelolaan, telah dihadapi.

Sejatinya, YDDR sebagai Lembaga Amil Zakat dan gerakan filantropi Islam yang mendirikan RST DD ini, ikut terkendala pada paradigma klasik, cara pandang pemanfaatan donasi wakaf dan zakat. Pendirian kukuh yang masih bertahan pada religius legalistis, berpatokan pada prinsip syariah dan fikih berhadapan pandangan yang mengedepankan perlunya hikmah atau perjuangan secepatnya mewujudkan keadilan sosial bagi umat. Itulah antara lain penyebab manajemen RST masih terkendala. Misalnya, untuk menambah fasilitas kesehatan berupa ventilator di ICU, fasilitas MRI (Pencitraan Resonansi Magnetik), menambah peralatan hemodialisa, menambah kekuatan Sumber Daya Manusia, semuanya masih harus memerlukan perhitungan.

Baca juga: Bambang Ismawan Kagumi RS RST Dompet Dhuafa

Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Parni Hadi, beserta jajaran petinggi YRST Dompet Dhuafa hadir dalam acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa.
Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Parni Hadi, beserta jajaran petinggi YRST Dompet Dhuafa hadir dalam acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa.

Namun, kendala seperti itu tidak mengurangi semangat dan pengabdian RST DD untuk memberikan pelayanan kesehatan dan keselamatan bagi pasien. Bagi Ismail Said yang telah lama mengayomi RST DD, hal itu bukanlah masalah. Sejak RST DD resmi beroperasi 12 tahun lalu, jumlah karyawan berkembang menjadi 143 orang. Pengabdian RST DD untuk merawat pasien rawat jalan dan inap telah menghampiri 1.000.000 orang.

Untuk prestasi ini, Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Pembina YDDR serta YRST, memberikan penghargaan kepada RST DD yang merupakan industri kesehatan YDDR berbasis filantropreneur yang relatif sudah berhasil, efisien, dan efektif. Untuk itu, pasien yang dirawat harus selamat, ini jihad menyelamatkan nyawa dengan rida Allah, katanya.

Dokter Zakaria, Direktur Utama RST, menjawab tantangan Inisiator dan Ketua Pembina YDDR dan YRST, bahwa sebagai pemegang amanah wakaf dan niat mulia dari para pendahulunya, Manajemen RST DD siap meneruskan dan mengembangkan aset wakaf produktif YDDR. Sekarang, RST DD telah menunjukkan kemajuan dalam pola pikir (mindset) untuk dapat melakukan dan menjawab tantangan di industri kesehatan, serta terus berkhidmat melayani pasien dhuafa.

Tari Kreasi Sendiri

Upacara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa ini bertabur atraksi tarian yang dikemas sangat sederhana, tetapi semua kreasi sendiri dari para karyawan. Ada empat tarian kreasi sendiri dari karyawan di empat ruang perawatan. Kelompok Bidan dipimpin oleh Ina Dahlian mempersembahkan “Tarian Nusantara”. Kelompok Al Azis dengan tarian “Tari Cuci Tangan”. Kelompok Perina, mempersembahkan tarian berjudul “Tari Cuci Tangan”. Kelompok Ar Rozak, menampilkan tarian berjudul “Tari Cuci Tangan”. Apa arti “Tari Cuci Tangan” kreasi kelompok perawat ini, wallahua’lam. Tetapi, suguhan tarian kreasi sendiri, dengan latihan singkat selama empat hari di sela-sela kesibukan kerja perawat itu, sangat mengesankan.

Baca juga: Ismail Hatras: Dua tahun Mengalami Penurunan Fungsi Ginjal, Saya Berobat Gratis di Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Para perawat menampilkan tari kreasi dalam acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa
Para perawat menampilkan tari kreasi dalam acara Milad ke-12 RST Dompet Dhuafa.

Inisiator dan Ketua Dewan Pembina YDDR kembali memberikan penghargaan. Dari segi kreativitas, RST DD patut menjadi contoh bagi semua organ yang ada dalam YDDR. Tetapi, selain kreatif, sebuah lembaga yang maju diperlukan produktivitas, inovatif, kompetitif, dan solutif. Semua bermula dari ide, namun karya kreatif tidak mengenal harga mati, selalu terbuka untuk dikoreksi dan motivasi. Inisiator dan Ketua Dewan Pembina YDDR, Parni Hadi, tidak hentinya mengumadangkan “smile” senyum! senyum! kepada hadirin. Bahkan, sambil memotong tumpeng. Selamat Milad ke-12 RST DD.

Teks: A. Makmur Makka
Foto: RST Dompet Dhuafa
Penyunting: Ronna