JAKARTA — Temuan Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengatakan bahwa perkotaan menjadi daerah surplus daging, sedangkan beberapa daerah pelosok justru mengalami defisit daging. Salah satu sampel di Pulau Jawa yakni kota Bandung yang mencapai angka surplus konsumsi daging sebanyak 2.374 ton dan kabupaten Brebes yang mengalami defisit sampai 905 ton daging.
Berangkat dari data studi tersebut, Dompet Dhuafa memilih turut intervensi dalam pemerataan distribusi daging antara perkotaan dan pelosok. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya melalui Kurbanaval sebagai sarana sosialisasi Program Tebar Hewan Kurban (THK). Selama 30 tahun Dompet Dhuafa berpengalaman menggulirkan THK sebagai solusi atas permasalahan ini.
Agenda inti Kurbanaval merupakan sosialisasi terkait THK yang dihelat pada Sabtu (1/6/2024) di Taman Literasi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Forum tersebut melibatkan dialog aktif antara pembicara dan pengunjung. Para pembicara terdiri dari Ketua THK 1445 H, Bobby P. Manullang; Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Etika Setiawanti dan Publik Figur Aiman Ricky.
Baca juga: Dompet Dhuafa Olahraga Seraya Tebar Pesan Kurban di CFD Sudirman bersama Skolari
Etika menjelaskan bahwa THK berkaca pada kondisi kesenjangan konsumsi daging di daerah-daerah Indonesia dan berupaya untuk melakukan pemerataan pada distribusi daging kurban. Nantinya manfaat tersebut tidak hanya dirasakan oleh penerima daging kurban, melainkan juga peternak-peternak lokal yang menjadi pemasok hewan ternak. Selain pemenuhan terhadap syariat agama, kurban juga dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat luas.
“Jangan sampe kurban dari tahun ke tahun hanya menumpuk di kota-kota besar. Sehingga distribusi kami alihkan ke daerah yang warganya jarang mengkonsumsi daging,” tutur Etika pada sore hari itu.
“Kami menggaungkan 3 Pasti dalam THK. Yaitu Pasti Jantan. Supaya hewan ternak sejenis domba atau kambing tidak punah dan menghindari impor daging. Kemudian Pasti Lolos Quality Control, berarti telah melalui proses pengecekan kesehatan dan sesuai syariat. Terakhir, Pasti Terdistribusi Hingga Pelosok, sebagai bentuk komitmen Dompet Dhuafa untuk menaruh perhatian lebih pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar),” jelas Etika.
Menyambung Etika, Bobby memaparkan rencana tim THK Dompet Dhuafa tahun ini. Dompet Dhuafa akan menerjunkan tim-tim ke 30 titik dari Sabang sampai Merauke untuk mengecek kandang pemasok hewan ternak mitra Dompet Dhuafa. Tentu ini untuk mengatasi ketimpangan konsumsi daging yang mana indeks di daerah-daerah timur mencapai angka rata-rata 0,07 kilogram per tahunnya. Pada Hari Raya nantinya, lanjut Bobby, akan terdapat tim monitoring yang terjun ke lokasi penyembelihan.
Baca juga: THK Dompet Dhuafa Salurkan Kurban Hingga Afghanistan
“Ini adalah ikhtiar kami untuk memastikan kepada para donatur atau calon pekurban bahwa hewan sudah sesuai kualitas dan syariat. Pada saat penyembelihan, pekeruban akan mendapat laporan secara real time dan dikirimkan langsung dalam bentuk file digital ke email dan whatsapp masing-masing,” tutur Bobby.
Sosialisasi ditutup dengan cerita dari Aiman Ricky yang membersamai Tim Dompet Dhuafa dalam melakukan prosesi Quality Control di DD Farm Solok, Sumatera Barat pada bulan Mei lalu. Ia mengaku menyaksikan pengecekan dengan konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) oleh para tim. Tak lupa, ia pun mengajak para pengunjung Kurbanaval sore hari itu untuk berkurban bersamanya di Dompet Dhuafa.
“Saya melihat langsung prosesinya (Quality Control). Saya akui Dompet Dhuafa memiliki pengelolaan yang baik. Saya mengajak teman-teman di sini untuk patungan berkurban bersama saya, seekor sapi yang akan dibagi 1/7. Nantinya saya akan turut membersamai Tim Monitoring untuk penyembelihannya di pelosok. Lokasinya antara di Aceh atau Sumatera barat,” ujar Aiman bersemangat.
Baca juga: Kurban Jadi Simbol Harapan Penyintas Banjir Bandang Sumbar
Dengan disaksikan oleh seluruh pengunjung Kurbanaval, Program THK pun akhirnya diresmikan secara simbolis oleh Bobby P. Manullang, Etika Setiawanti dan Aiman Ricky. Suasana semakin hangat dengan kehadiran Chef Amanda yang menggelar demo memasak Sate Maranggi. Kepada pengunjung, Chef Amanda membagikan sebanyak 750 tusuk sate.
Selain berfokus pada pemerataan daging pelosok di Indonesia, THK juga menyasar daerah rawan konflik dan krisis kemanusiaan, seperti Gaza, Palestina. Tiara Nabila dan Aresdi Mahdi Asyathry turut hadir mengajak para pengunjung untuk berkurban di Palestina, mengingat THK Dompet Dhuafa juga menyediakan program Kurban Palestina. Kedua aktivis kemanusiaan tersebut menyatakan bahwa hal tersebut merupakan saah satu bentuk solidaritas bela Palestina.
Sosialisasi tak hanya datang dari akademisi dan praktisi, para musisi pun turut menggaungkan hal yang sama. Pitu Band dan Mocca menyerukan ajakan kurban kepada para pengunjung. Petang memburu, alunan musik mereka mulai memanjakan telinga para pengunjung. Lagu “I Remember” dari Mocca menjadi penutup Kurbanaval seolah mengingatkan kita untuk tak lupa berkurban.
“Berhubung sebentar lagi Iduladha, yuk, jangan lupa berkurban. Pastinya di Dompet Dhuafa,” seru Arina dan personil lainnya.
THK Dompet Dhuafa menyiapkan berbagai kanal transaksi seperti e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, Buka Lapak, M-Banking dan masih banyak kanal digital lainnya. Tersedia pula pembayaran langsung melalui booth layanan donasi di pusat perbelanjaan seperti Hypermart, Lotte Mart dan lainnya. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Hany Fatihah Ahmad
Penyunting: Dedi Fadlil