Mudah Berobat, Emung Bersyukur Jadi Member LKC Dompet Dhuafa

Emung beserta suami. (Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa)

Meski di tengah usia yang sudah tidak muda lagi, bagi Emung (58), nyaris tak ada kata istirahat untuk mencari nafkah membantu suaminya. Perempuan paruh baya ini sehari-hari berdagang sayuran menggunakan gerobag dorong berukuran 2×3 meter persegi.

Dari pagi hingga siang hari ia berkeliling kampung mengais rezeki dari sayuran yang ia bawa. Jika masih ada sisa ia menjual sayurannya di saung kecil miliknya. Hingga selesai berjualan, sore hari Emung harus mencari rumput untuk empat ekor kambing milik orang lain yang dititipkan dikandangnya.

“Tiap hari emang kerjaan saya begini, kalau abis dagang ya nyari rumput buat kambing,” tutur Emung.

Rasa lelah atas rutinitas yang dilakukan tak terlalu dipikirkan Emung. Wajah keriput yang tergambar jelas di raut mukanya selalu melemparkan senyum menunjukkan semangat hidup yang dijalaninya.

Penghasilan sang suami, Micang (64) yang bekerja sebagai kuli bangunan memang kurang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Pasalnya, fisik suami yang sudah tua dimakan usia tak dapat banyak bekerja mencari nafkah.

“Jangan kan yang usianya kaya suami saya, yang mudaan dikit aja susah nyari kerjaan sekarang mah,” kata Emung.

Warga Parung, Bogor ini kini tinggal menempati sebuah rumah petak. Rumah berukuran 5 x 6 meter dengan dinding dan lantai yang belum diplester serta tidak memiliki kamar mandi itu terpaksa dihuni mengingat tidak ada biaya untuk menyelesaikannnya.

”Saya mah yang penting gak kepanasan sama gak kehujanan aja biarin rumah begini juga,” kata perempuan yang sudah memiliki 6 orang anak dan semuanya sudah berkeluarga.

Urusan berobat jika ia didera sakit, Emung bersyukur sudah terdaftar menjadi peserta (member) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. ”Biasa pak penyakit kalau udah tua suka ada-ada aja, tapi saya bersyukurnya dah jadi member LKC, berobat mah gampang tinggal datang tunjukin kartunya,” demikian ungkapnya. (gm/mj/gie)