JAKARTA — Kebaikan dapat hadir dari setiap sudut kehidupan. Ia juga bisa hadir dari setiap senyuman yang berseri, dari keberanian merangkul yang berbeda, atau bahkan dari sederetan kecil perbuatan tanpa pamrih. Seperti yang dilakukan Komunitas Ngakarya.
Kebaikan dari Ngakarya hadir dalam kolaborAksi bersama Dompet Dhuafa. Ngakarya sendiri merupakan sebuah komunitas seni yang bukan hanya mengajak berkarya, tetapi juga fokus terhadap isu-isu sosial. Sinergi kebaikan ini merupakan salah satu ekspresi kepedulian komunitas terhadap pendidikan di Indonesia, yang dikemas dalam bentuk karya live mural yang digelar pada Minggu (24/1/2023), di Green Space Area, Big Bang Festival.
Mengusung tema “Kepedulian Terhadap Pendidikan di Pelosok Indonesia”, Dompet Dhuafa juga turut menggandeng beberapa komunitas seni lain, seperti Our Happiness Space, Indo Doodle, dan Holy Art Space. Nantinya, hasil karya dari live mural ini akan dilelang secara online, dan 100% hasil penjualan/lelang akan didonasikan untuk Program Bangun Sekolah di Pelosok.
Baca juga: Ngakarya, Sampaikan Pesan Alam Lewat Warna-warni Mural
Warna-warna kebaikan dari setiap sapuan kuas berbicara tentang harapan dan keindahan. Setiap lukisan adalah bukti bahwa keindahan tak hanya terhenti pada kanvas, tetapi juga melalui tangan-tangan seniman yang memilih memberikan lebih. Menyumbangkan karyanya untuk merangkul kebaikan yang tak terbatas. Lukisan-lukisan itu bukan sekadar karya seni, melainkan simbol kepedulian yang tulus.
“Banyak cara untuk berbagi, salah satunya kami tempuh dengan berbagi lewat karya, untuk membantu pendidikan di pelosok, melalui program yang menarik serta berdampak luas di Dompet Dhuafa. Prinsip amanah program Dompet Dhuafa selalu berdampak, juga memberikan banyak manfaat bagi Indonesia,” ucap Ilyas sebagai Founder Ngakarya.
Potret suram pendidikan masih melekat di Indonesia hingga saat ini. Menurut data Kemendikbudristek, pada tahun 2020 ada sekitar 1.413.523 ruang kelas yang tercatat, sedangkan sekitar 1.222.064 nya dalam kondisi rusak (kategori ringan, sedang & berat). Artinya, hanya 14% ruang kelas di Indonesia yang kondisinya layak dan 86%-nya dalam kondisi rusak atau kurang layak.
Baca juga: Bangun Sekolah Di Pelosok Negeri, Upaya OVO dan Dompet Dhuafa Prioritaskan Pendidikan
Melalui program kebaikan ini, Dompet Dhuafa berharap bukan hanya perubahan pada bangunan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas guru, agar lebih adaptif terhadap teknologi.
“Dompet Dhuafa ingin terus berkontribusi dan berkolaborasi secara luas dalam membangun pendidikan di Indonesia secara merata. Tidak hanya di perkotaan, tapi juga pendidikan di berbagai daerah di pelosok Indonesia. Upaya menyediakan sarana prasarana terbaik untuk penopang pendidikan yang terbaik juga, tidak hanya renovasi fisik saja, tapi juga bagaimana membantu membangun motivasi dan pola pembelajaran yang terbaik lewat program ini,” ungkap Yudha Andilla selaku Manager Retail Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Anndini)