KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA — Dengan raut wajah serius, Aan Syahputra, siswa kelas 9, SMP N 33 Jakarta, dengan hati-hati menggeser kuasnya di sebuah tong komposter. Kiri ke kanan, lalu atas ke bawah, berganti warna hingga terbentuk gambar ikan dengan tubuh terlilit sampah ban. Tong lain bergambar ikan paus yang mengeluarkan berbagai sampah dari lubang kepalanya. Begitu pula dengan berbagai gambar lain yang syarat kritik atas kondisi lautan saat ini.
“Seru kak, bisa ngegambar warna-warni seperti ini,” terang Aan, setelah menyelesaikan gambarnya.
Tong komposter yang tadinya terlihat biasa saja, kini berganti menjadi berbagai gambar menarik dan warna-warni. Selanjutnya, pendistribusian belasan tong komposter tersebut akan menyasar berbagai pemukiman di Pulau Pramuka, menjadi media warga setempat mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Ide mewarnai tong composter tersebut datang dari kumpulan anak muda yang menamai komunitasnya “Ngajak Berkarya (Ngakarya)”. Seperti halnya pegiat seni lainnya, Ngakarya ingin mengajak lapisan masyarakat manapun, ikut peduli terhadap isu sosial terkini melalui karya. Termasuk dalam momen World Clean Up Day yang jatuh pada 21 September lalu, Ngakarya bersama Dompet Dhuafa mengajak siswa-siswi lokal Kepulauan Seribu untuk memural tong komposter bertema go-green.
“Kita kerjakan bersama 30 siswa-siswi yang ada di pulau Pramuka. Kita ada workshop mural untuk siswa-siswi dan juga mengenai pemahaman perihal penanggulangan sampah melalui memural tong kompos,” terang Hendra Julianto, Koordinator Ngakarya.
Hendra menjelaskan bahwa setiap pesan sosial juga dapat kita sampaikan melalui karya seni, salah satunya ialah mural. Bagi Ngakarya, menggambar warna-warni berbagai obyek bukan hanya masalah mengekspresikan diri. Namun juga bisa menjadi sarana kepedulian terhadap sesama.
“Lewat Ngakarya, kita fokus di bidang sosial, khususnya melalui mural. Apapun kegiatan sosial yang bisa kita bantu melalui mural, kita coba bantu. Salah satunya hari ini, kita ada campaign menanggulangi sampah, yang coba kita wujudkan dalam bentuk gambar di mural tersebut. Harapanya orang-orang dapat lebih peduli lingkungan,” tambahnya.
Tidak hanya memural tong kompos, Ngakarya juga ikut mewarani gedung PAUD di Pulau Pramuka. Bersama Dompet Dhuafa, para anggota Ngakarya juga rela lepas kuas untuk memungut sampah di sepanjang pantai di Pulau Seribu, dalam rangka gerakan bersih-bersih se-dunia. (Dompet Dhuafa/Zul)