Nyaris Gulung Tikar, Usaha Ayam Ungkep Mustari Bangkit Kembali

Mustari (50) beserta keluarga. Mustari merupakan penerima manfaat STF Dompet Dhuafa yang menjalani usaha Ayam Ungkep

Hidup dalam keterbatasan ekonomi, tak membuat lelaki paruh baya ini putus semangat dalam menjalani hidup. Segala usaha telah dilakukan bapak dengan 5 orang anak ini untuk terlepas dari kesulitan ekonomi yang dihadapinya. Untuk bertahan hidup, Mustari (50), salah satu penerima manfaat Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa ini menggantungkan hidupnya dengan menekuni usaha Ayam ungkep hingga lebih dari 18 tahun.

“Saya mah yang penting bisa buat makan dan anak-anak bisa terus sekolah. Cukup nggak cukup yaa disyukuri aja sekarang mah,” ujarnya saat ditemui di kawasan rumahnya Pondok Aren, Tangerang Selatan pada pertengahan Januari lalu.

Biaya hidup yang semakin mahal, ditambah dengan 3 orang anak dan 1 cucu yang kini masih menjadi tangunggannya, membuatnya terus meningkatkan usaha ayam ungkepnya tersebut. Mustar, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini menuturkan, dalam sehari, ia harus menyiapkan 20 ekor ayam. Bila diproduksi, ayam tersebut mencapai 200 potong.

“Biasanya satu potong tergantung bagiannya saya jual bisa sekitar Rp 1.500 hingga Rp3.500. Alhamdulillah dari penghasilan itu saya bisa cukupi kebutuhan keluarga kayak biaya makan sama bayar SPP sekolah anak,”terangnya.

Tidak sulit bagi Mustar untuk menjajakan ayam ungkepnya ke sekitar wilayah tempat ia tinggal. Malah, ia mengaku telah memiliki pelanggan tetap di beberapa wilayah seperti Pesanggrahan, Ulujami, dan Ciledug. Namun suatu ketika, usaha yang telah dirintisnya sejak awal reformasi itu, nyaris gulung tikar. Persaingan usaha ayam ungkep yang semakin banyak membuat Mustar kehilangan beberapa pelanggan.

“Pas hampir bangkrut, uang modal usaha saya pake aja buat makan sehari-hari sama bayar anak sekolah,” ujarnya.

Namun, semangatnya usahanya semakin menggelora ketika ada seorang pelanggan tetapnya bertanya tentang usaha ayam ungkep yang dijalaninya. Namun apa daya, modal usaha yang dimilikinya tidaklah cukup untuk membangun usahanya kembali.

Meski terhalang dengan masalah modal, tidak membuat pria asli Betawi ini patah semangat dan menyerah. Berbagai usaha seperti, meminjam modal usaha dengan kerabat terdekat dan tetangga telah dilakukannya, namun semuanya tidak membuahkan hasil.

Beruntung, seorang tetangga dekatnya memberitahukan informasi terkait dengan Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa. STF merupakan program ekonomi Dompet Dhuafa yang memainkan peran sebagai bank orang miskin. Transaksi dominan yang dikembangkan adalah berbasis kepada akad dana kebajikan (Qardhul Hasan), yakni meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan bunga maupun bagi hasil.

Tertarik dengan informasi tersebut, ia akhirnya mendatangi kantor Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa, cabang Tangerang Selatan. Kegigihannya memperbaiki kualitas hidup dari jeratan ekonomi, membuat STF Dompet Dhuafa mewujudkan keinginannya dengan memberikan pinjaman modal usaha sebesar Rp 750.000. Dana tersebut dimanfaatkannya untuk membeli kebutuhan 20 ekor ayam dan bumbu dapur sebagai bahan pembuatan ayam ungkep.

“Alhamdulillah, Dompet Dhuafa bisa bantu saya. Usaha ayam ungkep saya bisa berjalan lagi” pungkasnya bersyukur. (uyang)