MALANG — Pemuda merupakan sosok bertekad dan penuh semangat untuk terus berkarya, berkonstrubusi bagi lingkungan, masyarakat dan bangsa. Tak dimungkiri, terbangunnya bangsa Indonesia tak lepas dari peran semangat juang para pemudanya. Seorang pemuda mampu menciptakan perubahan. Bagaimana jika 75 pemuda terhimpun bersama, melakukan perubahan. Itulah yang dilakukan Dompet Dhuafa. Melalui program Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa), Dompet Dhuafa menghimpun para aktivis mahasiswa terbaik dari berbagai kampus pilihan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Salah satu program Bakti Nusa adalah Leadership Project. Di mana setiap penerima manfaat diharuskan memiliki project sosial guna turut berkontibusi kepada masyarakat. Omah Kincir adalah salah satunya. Omah Kincir merupakan sebuah wadah untuk belajar, bertumbuh, berbagi dan berkolaborasi bersama, sebagai salah satu bentuk ikhtiar menuju sebaik-baiknya muara. Omah Kincir menghimpun mahasiswa dan pemuda Malang yang senantiasa ingin terus berkembang.
Lahirnya Omah Kincir bermula dari sebuah program sosial oleh kumpulan beberapa mahasiswa Malang. Penggagasnya bernama Tsania Nur Diyana, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Wanita kelahiran Lamongan tersebut, membentuk sebuah program bagi pemuda-pemudi dan mahasiswa-mahasiswi Malang, bernama “Care for Disability”.
“Mulanya pada 2016 lalu. Saya mendirikan sebuah program bagi pemuda-pemuda Malang, bernama “Care for Disability”. Yaitu kegiatan-kegiatan sosial bersama anak-anak penyintas disabilitas. Kemudian pada 2018 mendapat info adanya program beasiswa Bakti Nusa, bagi aktivis mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia, termasuk Universitas Negeri Malang. Kemudian saya tertarik untuk mendaftar,” ceritanya singkat.
Dalam proses seleksinya, program Bakti Nusa mewajibkan masing-masing calon penerima manfaat untuk mempresentasikan project sosial yang akan dikembangkannya. Tentu hal tersebut tidaklah sulit bagi Tsania. Selain memiliki segudang prestasi sejak di sekolah menengah, Tsania juga telah banyak melakukan program-program sosial dan kemanusiaan.
“Salah satu tugasnya adalah diminta untuk presentasi tentang project social yang akan dicanangkan. Saya kira “Care for Disability” adalah yang paling cocok. Selain itu juga perkembangannya berjalan cukup pesat,” terang Mapres UM 2017 tersebut.
Lanjut Tsania menceritakan, setelah resmi menjadi salah satu project Bakti Nusa, Care for Disability mendapat banyak bimbingan dari pembina Bakti Nusa. Kemudian oleh Bakti Nusa diberikan masukan dan beberapa peningkatan, baik dari segi sistem, strategi, target-target dan lainnya. Atas pertimbangan dari pembina Bakti Nusa dan anggota komunitas tentunya, pada 20 November 2018 “Care for Disability” resmi diubah nama menjadi “Omah Kincir” di Jl. Veteran Dalam No. 4, Malang.
“Pada tanggal 20 November itu, sekaligus menjadi hari Grand Launching-nya Omah Kincir. Setelah itu, program kami bukan hanya untuk disabilitas saja, tapi lebih luas lagi. Mencakup pemberdayaan para pemuda dan para dhuafa sekitar,” terangnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)