JAKARTA – Penghimpunan Filantropi Indonesia bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, Tanoto Foundation dan Yayasan Plan Internasional Indonesia, mengeksplor bagaimana pentingnya memperhatikan dan mengoptimalkan periode emas anak usia dini melalui tiga aspek penting dalam kehidupan seperti gizi, sanitasi dan stimulasi. Dikemasi melalui Philantropy Sharing Session, secara daring via Zoom, pada Selasa, (14/2/2023) dengan tajuk “Optimalisasi Periode Emas Anak Usia Dini Melalui Pemenuhan Gizi, Sanitasi, dan Stimulasi Perkembangan”.
Webinar tersebut dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama akan diisi dengan Praktik Baik Program di Masyarakat yang telah dilakukan oleh mitra pemerintah, meliputi aspek pemenuhan gizi, stimulasi dan pengasuhan anak usia dini serta sanitasi yang baik. Sesi dua dilanjutkan dengan standar emas PMBA dan stimulasi perkembangan anak usia dini.
Nova Mulyani, Koordinator Rumah Anak SIGAP memaparkan bagaimana implementasi program Pengasuhan Rumah Anak SIGAP binaan Tanoto Foundation, panelis lainnnya Herie Ferdian, WASH Project Manager, Yayasan Plan Internasional Indonesia ,memaparkan mengenai program Sanitasi Hygine yang mengimplementasikan pesan pesan sanitasi.
Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi, berfokus ke dalam 5 pilar program salah satunya adalah kesehatan, turut mendukung dengan menggagas program-program yang terintegrasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi. Diantaranya adalah Kawasan Sehat, Pos Sehat, Posyandu Remaja, Pos Gizi, Program Sanitasi dan Bidan Untuk Negeri.
Yeni Purnamasari, General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa, memaparkan salah satu program yang dikembangkan di tahun 2022, yaitu program pos gizi yang berfokus pada upaya pencegahan stunting dan gizi dengan pendekatan yang dapat memunculkan perubahan perilaku.
“Hasilnya cukup baik ya, sebanyak 82% keberhasilan atau tingkat kelulusan untuk kelompok yang masuk ke dalam intervensi program pos gizi ini, yang kemudian kita pantau sampai dengan kurang lebih 5 bulan sampai ada perubahan perilaku di rumah,” ujar Yeni.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Dompet Dhuafa Sultra Gulirkan Program Pos Gizi
Lebih lanjut, Yeni juga memaparkan indikator output dari program-program dalam pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.
“Jadi kami fokus pada tidak adanya angka kematian ibu di wilayah sasaran, cakupan ibu hamil tidak anemia, cakupan ASI ekslusif kemudian intervensi balita terutama di underwight dan juga stunting, kemudian ada program sanitasi,” tambah Yeni.
Sementara itu, turut hadir Hesti K. P. Tobing, Dewan Pengawas IKMI 2020-2023, optimasi tumbuh kembang anak saat usia dini sangat bergantung juga pada orang tua dan lingkungan sekitarnya. Dalam usaha pemenuhan gizi juga telah ada panduan emas secara global terkait pemberian makanan bayi dan anak (PMBA).
“Empat pemberian makan bayi oleh WHO dan UNICEF, inilah standar emas diantaranya susui bayi setelah segera setelah lahir, berikan ASI ekslusif selama 6 bulan, berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan, susui terus sampai bayi beusia 2 tahun lebih,” ujar Hesti.
Firesta Farizal, Psikolog Anak Mentari Anakku memaparkan bagaimana pentingnya stimulasi yang tepat dalam periode emas, karena merupakan fondasi pembangunan human capital dikarenakan anak yang sehat dan tumbuh optimal dapat menjadi dewasa yang produktif secara ekonomi.
“Perkembangan anak, aspek utamanya ada 3 jadi ada fisik atau motorik, kognitif dan bahasa, serta sosial emosional, jadi kalau kita bicara stimulasi maka yang distimulasi adalah 3 aspek ini,” ucap wanita yang akrab disapa Eta.
Webinar dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang disambut secara antuas oleh audience.
Baca juga: LKC Gelar Pelatihan Relawan Pos Gizi Kabupaten Garut
Dompet Dhuafa berharap, bersama-sama dengan pihak terkait, bergandengan tangan dan terus mendampingi masyarakat karena kunci dari program ini adalah pendampingan. Dompet Dhuafa juga selalu berupaya agar masyarakat bisa berdaya di lingkungan mereka masing-masing.
“Dompet Dhuafa berprinsip sebagai lembaga yang terbuka untuk BerkolaborAksi, mari kita wujudkan bersama-sama pemenuhan gizi baik ibu dan anak, ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, harapannya bisa menjangkau lebih luas dan akan terbuka banyak peluang kemitraan yang saling melengkapi dan menjadi satu upaya besar bersama mengisi kesenjangan terutama yang berada di wilayah stunting, wasting, underweight. Ini tidak boleh berhenti, masyarakat harus kita dampingi, masyarakat juga berdaya upaya, sehingga tidak tergantung pada siapapun tetapi bisa mengoptimaklan sumber daya lokal di wilayah masing-masing,” tutup Yeni dalam closing statement.