JAKARTA — Wakaf merupakan salah satu amalan ibadah yang termasuk istimewa, hal ini karena pahala wakaf akan terus mengalir walaupun kita telah meninggal dunia. Pun pahalanya bisa diatasnamakan orang lain. “Dari sahabat Fadhl datang kepada Rasulullah dan bertanya, “Ibuku meninggal dunia dan aku bermaksud ingin melakukan amal kebaikan baginya, apakah pahalanya akan bermanfaat buat ibuku?”, Rasulullah SAW menjawab, “Buatlah sumur umum dan niatkan pahalanya kepada ibumu.”
Ya, Dompet Dhuafa menilai, wakaf sumur merupakan salah satu bentuk wakaf yang bertujuan menciptakan kualitas hidup masyarakat lebih baik. Sebab, jika saat ini ada masyarakat atau komunal yang tidak memiliki akses air bersih, otomatis secara umum tingkat kesehatannya pun ikut kurang baik. General Manager Wakaf Dompet Dhuafa, Bobby Manulang, menilai, dari aspek ini, ada multi manfaat yang kita coba raih dari wakaf sumur.
“Dan untuk Air Untuk Kehidupan ini, kita teruskan kegiatan pengembangan wakaf sumur di beberapa daerah. Dan ternyata, program wakaf sumur ini juga relatif ever green dan juga memantik keikutsertaan antusiasme masyarakat, komunitas, maupun koorporasi untuk ikut berbagi campaign bersama Dompet Dhuafa,” sebutnya.
Baca Juga: https://tabungwakaf.com/kisah-habib-bugak-asyi-berwakaf-untuk-masyarakat-aceh/
Lebih lanjut dijelaskan oleh Bobby, wakaf, semuanya bisa didefinisikan dalam bentuk aset. Wakaf uang dan barang menjadi aset wakaf seperti aset uang, surat berharga, emas, tanah, dan bangunan. Pada tahun 1950-1970an, agenda utama para ulama adalah meningkatkan akses masyarakat dalam beribadah. Karena misinya adalah penegakkan aqidah. Sehingga tempat ibadah perlu diperbanyak agar masyarakat mudah mengakses tempat ibadah serta majelis talim.
“Berbicara wakaf kontemporer hari ini, secara faktual, kita lebih membutuhkan sumber-sumber pencaharian yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah untuk bisa mendapatkan sumber ekonomi. Seperti wakaf pasar, wakaf permodalan usaha mikro, pun wakaf layanan kesehatan, serta wakaf kegiatan pendidikan. Sebab memiliki impact ekonomi dari kendala-kendala kesehatan dan pendidikan akibat terbatasnya ekonomi pada masyarakat,” terang Bobby, Jum’at (2/9/2022).
Baca Juga: https://tabungwakaf.com/wakaf-produktif-wakaf-tunai-wakaf-tanah-hukum-dalil-rukun/
Ada juga pendidikan yang sifatnya memiliki target dengan taraf skill tertentu, yang sering kita dengar yaitu sekolah vokasi, pendidikan tinggi yang lebih fokus pada praktik kerja yang dapat menunjang keahlian di bidang studi tertentu. Jadi, sekolah ini sifatnya men-shorcut kebutuhan antara keahlian atau keterampilan dengan dunia kerja. Maka muncul ide Dompet Dhuafa untuk mengembangkan Institut Kemandirian, Khadijah Learning Center, Kampus Bisnis Umar Usman, dan sebagainya.
“Inilah suatu upaya Dompet Dhuafa untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang relatif memiliki bargaining cukup baik di dunia kerja dan dunia entrepreneurship. Menciptakan insan-insan mandiri yang mampu berusaha berbasis sarana pendidikan wakaf. Jadi, mereka yang mungkin terbatas atau tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri, maka memilih sekolah-sekolah vokasi ini bisa menjadi alternatif untuk mereka tetap bisa berusaha memiliki kemampuan untuk meng-create sumber pencaharian,” paparnya.
Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/wakaf-produktif-sumber-dana-abadi-bagi-kebutuhan-umat/
Ia tambahkan, “Antara soft skill dan hard skill dipadukan. Ditambah itu, setelah semua tercapai, maka membutuhkan hardware-nya, ada tempatnya untuk mengaktualisasikan. Nah, ini juga berbasis wakaf bisa diikhtiarkan. Misalnya bantuan permodalan, ini salah satu ikhtiar Dompet Dhuafa untuk me-link and match-kan sarana pendidikan dengan sarana aktualisasinya”. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)