Warga Palestina Dibantai saat Antre Makanan, Tapi Dunia Tak Berdaya Hentikan Kebengisan Israel

GAZA, PALESTINA — Kondisi Palestina setelah 146 hari berturut-turut diserang oleh Israel, kian buruk. Meskipun bantuan kemanusiaan datang dari seluruh dunia, namun mereka sulit menembus Perbatasan Rafah.

Terkini, beredar video di media sosial tentara Israel menembaki kumpulan warga Gaza, Palestina yang sedang mengantre makanan. Setidaknya, 112 orang meninggal dunia dan lebih dari 750 orang terluka. Peristiwa ini terjadi di wilayah barat daya Kota Gaza, Palestina.

Kronologi Peristiwa Penembakan

Insiden ini terjadi sekitar pukul 04:30 waktu setempat pada Kamis (29/2/2024) di Jalan Harun al-Rashid di Bundaran Nabulsi di sisi barat daya Kota Gaza. Lokasi tersebut berada di bagian utara Gaza, di mana bantuan kemanusiaan berupa makanan melangka. Pengiriman bantuan pertama baru tiba minggu ini, setelah lebih dari sebulan terakhir tidak ada pengiriman bantuan.

Baca juga: Perbatasan Rafah Jadi Titik Serangan Israel

Pada saat itu, orang-orang pun berkumpul untuk menyambut truk-truk bantuan yang membawa tepung yang masih dalam perjalanan. Warga mulai berkumpul saat mengetahui bahwa konvoi truk pengangkut bahan makanan itu telah melewati pos-pos pemeriksaan, menuju ke utara. Menurut militer Israel, sebanyak 31 truk memasuki Gaza, namun hampir 20 truk telah memasuki wilayah Gaza utara pada Senin dan Selasa.

Kondisi Palestina dibantai Israel
Beredar di media sosial video yang memperlihatkan penembak menyasar warga Palestina yang sedang berkumpul untuk mengantre makanan.

Melansir laporan Hani Mahmoud, wartawan Al Jazeera yang berada di Rafah, saat orang-orang berkumpul menunggu bantuan yang sangat dibutuhkan, mereka ditembaki dengan berbagai macam peralatan militer oleh Israel. Sementara, menurut laporan Associated Press, orang-orang mulai menarik kotak-kotak tepung dan makanan kaleng dari truk.

Mereka mulai menyelamatkan diri saat serangan tembakan pertama diluncurkan Israel. Setelah serangan pertama berhenti, orang-orang kembali ke truk, namun tentara-tentara Israel itu kembali melepaskan tembakan.

“Setelah melepaskan tembakan, tank-tank Israel maju dan melindas banyak korban tewas dan terluka,” kata Ismail al-Ghoul, wartawan Al Jazeera.

Baca juga: Gandeng Dompet Dhuafa, Mizan Group Wujudkan Aksi Nyata dan Amanahkan Kepedulian dari Netizan untuk Palestina

Peristiwa ini terjadi satu hari setelah Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa lebih dari 500 ribu orang, atau 1 dari 4 orang berisiko mengalami kelaparan, dengan satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut.

Palestina dibantai Israel
Kondisi Palestina di tengah keterbatasan pangan dan layanan medis. (Foto: Instagram Motaz Azaiza)

Kesaksian Warga Palestina

Warga Palestina di Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel melakukan pembantaian dengan menembaki kerumunan orang yang sedang menunggu untuk mengambil bantuan makanan yang sedang sangat dibutuhkan.

“Makin jelas bahwa mereka merasa ini adalah jebakan, penyergapan (dari Israel),” tutur Mahmoud dari Al Jazeera, saat ia mencoba berbincang dengan masyarakat Gaza.

“Kami datang ke sini untuk mendapatkan bantuan. Saya sudah menunggu sejak siang hari kemarin. Sekitar pukul 4:30 dini hari, truk-truk mulai berdatangan. Tentara Israel menembaki kami secara acak, seolah-olah ini adalah jebakan. Begitu kami mendekati truk-truk bantuan, tank-tank dan pesawat tempur Israel mulai menembaki kami,” ujar seorang saksi mata di lokasi kejadian.

Baca juga: Konsistensi Dompet Dhuafa Jadi Alasan Masjid Hidayatullah Komplek Patria Salurkan Bantuan untuk Palestina

Bukan ambulans, melainkan gerobak-gerobak keledai yang digunakan untuk membawa orang-orang ke rumah sakit. Sebab, tidak ada ambulans yang bisa menjangkau daerah tersebut.

“Kami hendak membawa tepung … lalu penembak jitu Israel menembaki kami. Mereka menembak kaki saya. Saya tidak bisa berdiri,” ujar salah satu warga.

Palestina dibantai Israel
Kondisi kelaparan di Gaza, Palestina. (Foto: Instagram Wisam Gaza)

Bagaimana situasi bantuan di Gaza saat ini?

Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan mengklaim bahwa Israel sengaja menunda pengiriman bantuan. Namun, Israel membantah tuduhan tersebut.

“Risiko kelaparan dipicu oleh ketidakmampuan untuk membawa pasokan makanan penting ke Gaza dalam jumlah yang cukup, dan kondisi operasi yang hampir tidak mungkin yang dihadapi oleh staf kami di lapangan,” kata Carl Skau, Wakil Direktur Eksekutif WFP.

Ia menggambarkan bagaimana kondisi bahaya yang dihadapi truk-truk WFP yang mencoba membawa makanan ke wilayah Gaza utara pada awal bulan ini.

“Ada penundaan di pos-pos pemeriksaan. Mereka menghadapi tembakan dan kekerasan lainnya. Makanan dijarah di sepanjang jalan dan di tempat tujuan. Mereka kewalahan menghadapi orang-orang yang sangat kelaparan,” tambahnya.

Baca juga: Musikalisasi Puisi Panji Sakti Tutup SOH X Sitapa Fest, Khidmat Renungkan Warga Palestina

Sebulan lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag mengatakan bahwa Israel harus melakukan segalanya untuk mencegah tindakan genosida di Gaza, Palestina. Namun menurut lembaga-lembaga HAM, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, Israel gagal mengambil langkah minimal untuk bisa mematuhinya.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), jumlah truk bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Palestina telah menurun hingga 40 persen sejak keputusan ICJ ditetapkan.