Panen Perdana Sentra Seledri Terbesar di Banten, Raup Penghasilan Rp120 Juta

Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa Banten, pada Senin, (10/2/2025) di Serang, Banten.

SERANG, BANTEN — Pada Senin (10/2/2025), Dompet Dhuafa melalui cabang Banten menggelar panen perdana Greenhouse Sentra Seledri terbesar di provinsi ini. Berlokasi di Kampung Cimaung Kadu, Kabupaten Serang, greenhouse seluas 2.000 m² yang berasal dari dana zakat ini dibangun di atas lahan 1,5 hektare dan menjadi langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan seledri lokal yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti wilayah Bogor dan Bandung.

Sebelum panen perdana sentra seledri terbesar di Banten, Dompet Dhuafa turut menyerahkan secara simbolis penyerahan seledri kepada para petani lokal. Penyerahan secara langsung dilakukan oleh Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika.

Dompet Dhuafa Banten menargetkan kemandirian petani lokal di Banten melalui pendekatan Philantropreuneur—sebuah konsep pemberdayaan berbasis filantropi yang menanamkan jiwa wirausaha bagi para mustahik atau penerima manfaat zakat.

Baca juga:Tanam Harap Tuai Sejahtera, Panen Buncis di Lahan Wakaf PTGL Beri Petani Penghasilan Stabil

Soleh salah satu petani lokal sekaligus penerima manfaat Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, seledri yang sudah cukup umur yakni 45 hari siap untuk dipanen.
Soleh salah satu petani lokal sekaligus penerima manfaat Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, seledri yang sudah cukup umur yakni 45 hari siap untuk dipanen.
Para petani lokal lainnya, saat sedang menyortir seledri-seledri yang siap panen, pada Senin (10/2/2025).
Para petani lokal lainnya, saat sedang menyortir seledri-seledri yang siap panen, pada Senin (10/2/2025).

Dalam praktik nantinya, implementasi dari zakat produktif ini memberdayakan empat orang penerima manfaat langsung yaitu petani lokal, dan juga belasan mahasiswa penerima beasiswa. Para mahasiswa pertanian diwajibkan magang selama setahun sebelum mendapatkan inkubasi greenhouse skala rumahan berukuran 7×10 m². Sementara itu, para petani mendapatkan binaan maksimal dua tahun sebelum mendapatkan bantuan greenhouse serupa, sehingga ekosistem produksi bisa terus berkembang.

“Hari ini kita bisa menyambut panen perdana dari ide teman-teman Dompet Dompet Dhuafa Banten, yaitu Panen Perdana Sentra Seledri, ini sesuatu yang unik menurut saya, sekaligus bisa menjadi offtaker bagi petani-petani yang mau bergabung dengan Dompet Dhuafa,” ujar Rahmad Riyadi saat diwawancarai.

Simbolis penyaluran dana zakat melalui Greenhouse Sentra Seledri kepada empat petani lokal, penyerahan diberikan langsung oleh Rahmad Riyadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan Mokhlas Pidono sebagai Pimpinan Cabang, Dompet Dhuafa Banten.
Simbolis penyaluran dana zakat melalui Greenhouse Sentra Seledri kepada empat petani lokal, penyerahan diberikan langsung oleh Rahmad Riyadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan Mokhlas Pidono sebagai Pimpinan Cabang, Dompet Dhuafa Banten.
Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dompet Dhuafa Republika, memberi sambutannya mengapresiasi inovasi dan produktivitas dari Dompet Dhuafa Banten dalam mengelola zakat produktif, pada Senin (10/2/2025).
Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dompet Dhuafa Republika, memberi sambutannya mengapresiasi inovasi dan produktivitas dari Dompet Dhuafa Banten dalam mengelola zakat produktif, pada Senin (10/2/2025).
Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten saat menyampaikan sambutan pada perhelatan Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri, Senin (10/2/2025).
Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten saat menyampaikan sambutan pada perhelatan Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri, Senin (10/2/2025).

Menurut Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten dalam setahun panen bisa mencapai 9-10 kali, dengan potensi keuntungan mencapai 120 juta rupiah per 2.000 m² per panen. Dari keuntungan ini, Dompet Dhuafa Banten berkomitmen memberikan beasiswa bagi mahasiswa pertanian yang kurang mampu, menjadikan proyek ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi bagi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi konsep kami sederhana, tapi mudah-mudahan berdampak bagi masyarakat, selain kita memenuhi pasar, masyarakat yang kurang mampu juga terbantu. Dompet Dhuafa Banten hanya membantu mengelola, mencarikan pasar, dan tidak sepeserpun kami ambil, itu sebagai bentuk zakat produktif, agar zakat tidak habis sekali pakai,” ucapnya.

Baca juga: Gelorakan Manfaat Wakaf, Dompet Dhuafa Bersama Para Donatur Panen Raya Melon di Greenhouse PTGL

Supriyadi selaku perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Banten turut mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa Banten dalam memberdayakan para petani lokal ini, dengan harapan bahwa model serupa bisa diterapkan pada komoditas lain.

“Kami dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa, dengan adanya tanaman seledri ini, kita mengharapkan petani-petani lokal ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena kita membutuhkan kemajuan-kemajuan petani lokal ini bisa bersaing dengan petani di luar,” kata Supriyadi.

Simbolis Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa Banten, pada Senin, (10/2/2025) di Serang, Banten.
Simbolis Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa Banten, pada Senin, (10/2/2025) di Serang, Banten.
Salah satu peserta yang hadir turut melakukan panen seledri, pada Senin, (10/2/2025) di Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, Serang, Banten.
Salah satu peserta yang hadir turut melakukan panen seledri, pada Senin, (10/2/2025) di Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, Serang, Banten.
Proses panen seledri yang dilakukan oleh Soleh, salah satu penerima manfaat dana zakat, Senin (10/2/2025).
Proses panen seledri yang dilakukan oleh Soleh, salah satu penerima manfaat dana zakat, Senin (10/2/2025).

Ke depan, Dompet Dhuafa Banten menargetkan perluasan lahan hingga 4.000-5.000 m² pada 2025-2026, memperkuat posisi Banten sebagai sentra produksi seledri mandiri, sekaligus memastikan bahwa petani lokal memiliki akses pasar yang luas dan stabil.

Seledri merupakan tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan dengan sistem hidroponik . Tanaman ini memiliki akar serabut yang tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan media tanah yang terlalu banyak. Oleh karena itu, seledri dapat tumbuh dengan baik dalam sistem hidroponik yang hanya menggunakan sedikit larutan nutrisi. Seledri membutuhkan waktu kurang lebih 20-45 hari untuk dipanen. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika