JAKARTA – Pani Hadi, seorang jurnalis kelahiran 13 Agustus 1948, memulai karirnya pada 1973 sebagai wartawan kantor berita ANTARA. Ia ikut mendirikan dan mengepalai perwakilan regional Eropa LKBN ANTARA (1980-1986) di Hamburg, Jerman Barat, dan menjadi direktur utama/editor. Ketua ANTARA (1998-2000), Dirut LPP RRI (2005-2010). Ia juga memenangkan Mahaptra Utamaster 1999 sebagai tokoh pers nasional. Hingga saat ini, ia masih aktif menulis di beberapa surat kabar dan media online.S ebagai wujud Dakwah Bil Hal, ia menggagas untuk melahirkan Dompet Dhuafa pada 1993 dan meluncurkannya sebagai program pengentasan kemiskinan. Pada kesempatan kali ini, Parni Hadi menuangkan gagasannya mengenai ide kreatif yang tidak kenal kata pensiun.
Dari Garasi Ide, sebuah podcast yang dibuat oleh Parni Hadi, ia berucap, “Di garasi ini semua ide tertampung. Sesuai tujuan, berbagai ide dipilih, dipilah, diolah diramu menjadi sesuatu yang diyakini insyaa Allah bermanfaat bagi sesama”.
Menurutnya, kerja kreatif tidak akan berhenti dan terus ada. Sehingga ide kreatif dan kerja kreatif tidak kenal kata pensiun. Selalu bertumbuh dan bertebaran di mana saja, untuk menghasilkan produk-produk unggulan dari kerja kreatif.
“Kerja kreatif tidak kenal henti. Selalu mencari alternatif, lebih atraktif, inovatif, kompetitif, produktif dan solutif,” tegas Parni Hadi.
Ia kembali menjelaskan bahwa setiap karya itu akan terus ada, tidak mengenal waktu dan keadaan. Ide juga bisa menjadi banyak dan berkembang. Bahkan juga menyebar kemana-mana.
“Karya kreatif tidak kenal kata akhir. Ide beranak, bercucu, dan bercicit. Ide terus bergulir, mengalir menuju penyempurnaan. Namun, kesempurnaan adalah milik Tuhan,” pungkas Parni. (Dompet Dhuafa/Muhaitsam)