JAKARTA UTARA — Nenek Marvel, ibu dan juga ayahnya, tak bisa banyak membantu keinginannya untuk pulang. Neneknya yang berdagang gorengan, tak dapat banyak memenuhi kebutuhan Marvel. Bahkan untuk biaya pendidikan, Marvel menjadi anak yang beruntung karena ada keluarga lain yang bersedia membiayai sekolahnya di sebuah SD swasta di Tanjung Priuk. Sedang orangtuanya di kampung hanya bekerja serabutan, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di sana.
Selain keinginannya untuk pulang ke Subang, kepada relawan Dompet Dhuafa, Marvel menyatakan cita-citanya ingin menjadi seorang pelaut sebagai nahkoda kapal. Itu juga yang menjadi alasannya tinggal di Tanjung Priuk sekaligus menemani neneknya yang semakin renta.
“Saya punya cita-cita jadi pelaut mengendarai kapal. Saya ingin berkeliling di samudera, kemudian pulang ke rumah membuat orangtua bangga,” terangnya kepada Eriska, Rabu (5/5/2021).
Baca Juga: http://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Parsel-Ramadan-Untuk-Marvel–Bagian-Satu
Tentang hobinya, ia mengatakan suka bermain bola bersama teman-temannya. Bahkan, tak jarang permainan bola mereka lakukan di sekitar rel kereta. Meski begitu, ia mengaku merasa aman meski bermain bola di sekitar rel. Alasannya ia dan teman-temannya tau apa yang harus mereka lakukan ketika terdengar klakson dari kejauhan.
Hangatnya keceriaan cerita Eriska bersama Marvel menjadi haru ketika Marvel mengatakan terima kasih kepada Eriska dan para relawan DDV Dompet Dhuafa. Menurutnya, ia jarang menghadiahi neneknya yang merawatnya selama di Tanjung Priuk. Dengan parsel yang diberikan Dompet Dhuafa, Marvel memiliki barang untuk diberikan kepada neneknya.
Dengan sedikit mata berkaca Marvel menyampaikan, “Alhamdulillah kali ini saya bisa memberi nenek bahan-bahan makanan. Terima kasih Ka Eriska, Dompet Dhuafa, dan para donatur.” (Dompet Dhuafa/Muthohar)