BOGOR — Ratu (4), siswi Radhatul Asfal Al-Fath, Ciseeng Bogor, masih bingung ketika dituntun orang tuannya melempar gumpalan kertas yang dibentuk semirip mungkin engan kerikil. Sambil terus mengucap doa, dengan lugunya Ratu riang melempar gumpalan kertas tersebut.
“Ini namanya lempar jumroh nak. Lempar yang kuat sambil doa ya,” jelas Tati (50), orang tua Ratu, mencoba memberikan pengertian kepada anaknya.
Apa yang dilakukan Ratu dan Tati merupakan satu dari sekian rangkaian simulasi manasik haji yang diadakan oleh Zona Madina Dompet Dhuafa. Bertempat di Kawasan Wakaf Produktif Zona Madina, Bogor, Jawa Barat, 1.000 peserta yang terdiri dari siswa dan wali murid mengikuti simulasi manasik haji.
Peserta yang berasal dari siswa-siswi PAUD se-Kabupaten Bogor, mengikuti simulasi sebagai bekal ketika dewasa nanti. Para siswa-siswi juga tak lupa ditemani oleh orang tua wali, yang juga ikut bersama melakukan manasik menuntun anak-anaknya.
“Hari ini kita ada kegiatan simulasi manasik haji, yang diikuti sekitar 1.000 siswa-siswi PAUD se-Kabupaten Bogor. Anak-anak belajar langsung mempraktekkan manasik dengan ditemani oleh orang tua wali,” terang Surini, Ketua Pelaksana kegiatan tersebut.
Progam simulasi manasik haji tersebut merupakan progam tahunan yang telah diselenggrakan Zona Madina sejak 2014. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, simulasi manasik haji tahun ini diselenggarakan dalam lima kloter dalam sebulan. Sebulan tersebut, diperkirakan akan ada total 5.000 peserta yang akan bergabung.
“Tahun ini kita adakan selama nyaris sebulan, mulai dari Kamis (5/9/2019), lalu ada juga pada tanggal 12, 16 dan 26 September, kemudian ditutup pada 3 Oktober nanti. dengan estimasi di setiap kloternya berjumlah 1.000 peserta. Maka akan ada total 5.000 peserta yang ikut serta,” tambah Surini.
Bukan hanya mengedukasi sejak dini, wawasan ibadah haji juga menjadi gizi bagi para orang tua wali yang ikut serta. Oleh karena itu, cita-cita mengunjungi tanah suci bisa berjalan dua arah, antara anak dan orang tua. Banyak di antara mereka yang merasa harus segera menunaikan kewajiban ataupun sunah ke tanah suci.
“Senang bisa mengikuti kegiatan ini, anak-anak bisa paham lebih dalam mengenai kewajiban mereka sebagai muslim nantinya. Kami orang tua, merasa termotivasi untuk segera menunaikan ibadah haji atau umroh,” terang Tati. (Dompet Dhuafa/Zul)