PEKANBARU – Dalam orasinya, Ali Bastoni, selaku Pimpinan Dompet Dhuafa cabang Riau menyatakan bahwa korupsi itu lekat dengan kemiskinan. Perjuangan melawan korupsi adalah perjuangan melawan kemiskinan di sumber permasalahan utamanya. Beliau juga menjelaskan bahwa Dompet Dhuafa adalah satu-satunya lembaga filantropi yang konsen dengan isu korupsi dan memiliki program yang bergerak di bidang tersebut, yaitu Pusat Belajar Anti Korupsi (PBAK).
Di hari yang bertepatan dengan Hari Antikorupsi sedunia, PBAK dan Dompet Dhuafa Riau mengadakan Festival Muda Melawan Korupsi 2019. Acara yang digelar di area Car Free Day Pekanbaru, mendapat banyak simpati masyarakat.
Panitia Festival Muda Melawan Korupsi adalah Para Relawan Dompet Dhuafa Riau dan berbagai Komunitas mahasiswa dan pemuda. Dalam acara tersebut, panitia tidak hanya menyediakan hiburan. Namun juga melakukan kegiatan edukasi melalui booth-booth boardgame, dongeng dan mural antikorupsi. Selain itu ada booth foto dan pesan untuk koruptor. Sebagai upaya menyediakan ruang bagi masyarakat menyampaikan aspirasi dan kekesalan terhadap korupsi.
Kemudian juga ada acara panggung yang diisi pertunjukan musik, flashmob, puisi dan orasi para tokoh. Deklarasi oleh komunitas yang hadir dan masyarakat Riau untuk bersama melawan korupsi, menutup acara.
"Kami meyakini jika korupsi hilang dari negeri ini, pasti tidak ada kemiskinan lagi dan rakyat akan sejahtera. Maka untuk mencapai hal itu kita perlu berkerja sama," ujar Ali Bastoni, dalam orasinya.
Disisi lain, Ridwan Affan, selaku Direktur PBAK menjelaskan tujuan dari kegiatan tersebut. Selain untuk edukasi dan kampanye anti Korupsi, PBAK ingin membangun komunitas masyarakat muda Antikorupsi di Riau. Karena menurut Affan, anak muda adalah orang yang masih memiliki idealisme kuat, semangat tinggi dan memiliki kepedulian terhadap isu sekitar.
Kemudian Affan juga menjelaskan kenapa memilih Riau sebagai lokasi Festival Muda Melawan Korupsi. Karena Riau memiliki banyak permasalahan korupsi, belum lagi permasalahan Asap dan Karhutla. Selain itu gerakan Antikorupsi di Riau juga belum terbangun secara masif.
"PBAK ingin hadir di sini setidaknya untuk membangun bersama-sama gerakan antikorupsi di masyarakat dan anak muda," jelasnya saat sesi wawancara.
Menurut Ismi, salah satu peserta dan komunitas yang hadir dalam acara tersebut merasa sangat senang. Bisa berkumpul dengan komunitas lain untuk membahas permasalahan korupsi dan mencari solusinya. Ia juga senang dalam acara Festival Muda Melawan Korupsi banyak booth edukatif dan masyarakat memiliki kesempatan untuk memiliki merchandise anti korupsi dan Doorprize.
"Aku sangat senang sekali bisa berdiskusi dengan teman-teman di sini. Dari seminggu lalu, kita dibekali training Boardgame dan kelas antikorupsi. Sekarang saya dan teman-teman bisa mengajak masyarakat melawan korupsi bersama. Semoga gerakan ini terus berkembang menjadi gerakan Anti Korupsi yang lebih besar," ujar Ismi, di sela meramaikan acara tersebut. (Dompet Dhuafa/TYN/Aan Dirga PBAK)