Pemandirian Program Perwira NTB

Program Pemberdayaan Perempuan Wirausaha (PERWIRA) sudah berjalan selama dua setengah tahun. Dimulai dari Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2015, selama itu telah terbentuk 16 kelompok dengan jumlah penerima manfaat 154 mitra. Program Perwira di inisiasi oleh Dompet Dhuafa sebagai sebuah lembaga kemanusiaan dengan menggandeng Karya Masyarakat Mandiri sebagai pelaksana program.

Berakhirnya program ditandai dengan dilaksanakannya workshop akhir untuk memberikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder, beberapa waktu lalu. Workshop akhir dilaksanakan di  Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Prinngabaya, KabupatenLombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam kegiatan ini dihadri mitra, aparat desa dan dinas-dinas terkait.

Pemerintah desa sangat mengapresiasi program ini dan menganggap program ini adalah sebuah anugrah. “Kedatangan Dompet Dhuafa dan Karya Masyarakat Mandiri bagi kami adalah sebuah anugerah. Bagaimana tidak, dari 254 desa di Lombok timur Desa Seruni Mumbul menjadi satu-satunya desa yang mendapat program dari Dompet Dhuafa”, ungkapnya Rofiq, Sekretaris Desa Seruni Mumbul.

“Pihak desa akan  terus mendukung keberadaan koperasi yang sudah terbentuk melalui berbagai kegiatan BUMDES. Jika  para anggota semangat dan aktif pihak desa akan mengalokasikan dana desa unuk sarana dan prasaranan yang dibutuhkan” lanjutnya Rofiq dengan semangat. Sinergi dengan stakeholder memang sangat dibutuhkan sebagai wujud keberlanjutan program.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Koperasi dan UMKM yang awalnya bingung dengan program ini. “Saat penyuluhan pertama kali di kelompok ibu ini  kami tidak mengerti tentang apa yg telah  disampaikan selama 2 jam tentang program ini” angkap Suharsono, Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Timur. “Namun setelah proses pendampingan yang dilakukan oleh Usman (pendamping) terjadi perubahan yang sangat baik dan saya salut kepada pendamping DD” lanjutnya.

Pendampingan yang dialkukan selama dua tahun telah memberikan perubahan terhadap mitra. Salahsatunya adalah berdirinya koperasi yang dibentuk bedasarjan ksadayaan mitra. Hal ini yang menjadi nilai positif dan menjadi prestasi tersendiri dari pelaksaan program. “Terbentuknya koperasi ini merupakan prestasi  dari pelaksanaan program , karena terus terang membangun kesadaran itu sangat sulit. Kenapa kita harus berkoperasi, karena dengan koperasi ibu mempunyai legalitas usaha jika suatu saaat akan bermitra dengan pihak lain. Maka oleh karena itu harus dibesarkan dan kembangkan salah satunya dengan peran serta anggota sebagai pemilik lembaga. Untuk kegiatan izin usaha mikro kecil, saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan terkait izin usaha tersebut” terang Suharsono.

Penerima manfaat program PERWIRA adalah perempuan yang bermatapencaharian sebagai penjual ikan. Ini sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Perempuan menjadi sasaran pemetik manfaat Karena perempuan mempunyai peran penting dalam membangun ekonomi keluarga. Perempuan menjadi penopang ekonomi keluarga, disamping pendapatan pokok yang diperoleh suami sebagai kepala keluarga.

Semoga apa yang telah dicapai akan berdampak luas terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Pesisir dikenal lekat dengan kemiskinan, dengan program PERWIRA diharapkan label tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis. (Masyarakat Mandiri/Sutisna)