JAKARTA — Pengelolaan zakat secara produktif dapat menjadi salah satu pintu pengentasan kemiskinan. Efektifitasnya tentu dapat mengubah status para penerima manfaatnya atau mustahik, menjadi muzakki atau pembayar zakat. Namun langkah tersebut dapat tercapai dengan mengaplikasikan program-program berbasis zakat produktif sebagai kuncinya. Seperti halnya Dompet Dhuafa menghadirkan program kawasan sebagai langkah pengelolaan zakat produktif.
Tentu langkah tersebut sudah menghasilkan beragam kisah keberdayaan para mustahik bertransformasi menjadi muzakki. Contohnya, wajah baru petani hadir dari Desa Tani di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Di rintisan program kawasan tersebut, Dompet Dhuafa melalui pengelolaan zakat produktif berbasis pertanian sayur, dengan cita-cita menguatkan keberdayaan petani di tanah sendiri.
“Desa Tani itu adalah doa yang dikabulkan. Karena keprihatinan kita akan para petani. Para petani yang dipandang dekil, penghasilannya kecil dan gak menentu. Kemudian selama ini para petani itu penyuplai uang buat oarang-orang kaya, akibat buta akan harga pasar. Sampai pada tahun 2018, ide Mang Ade dan Mang Dadan menghadirkan Desa Tani yang kami rintis bersama Dompet Dhuafa. Kemudian pada 2020 kami kuatkan dengan membuat legal di bawah payung koperasi. Jadi adanya Desa Tani dan koperasi ini menjadi berkah buat kami, petani di sini. Penarapan standar operasional yang rapi, pemanfaatan teknologi terkini, dan pemasaran sesuai tren, terus menguatkan ikhtiar Desa Tani. Mohon doanya, semoga program ini terus berlanjut sampai kiamat nanti,” ungkap Jajang, salah satu penerima manfaat Desa Tani sekaligus Pengurus koperasi di Desa Tani.
Jajang juga menambahkan, kalau di Desa Tani tidak hanya memproduksi sayuran. Tetapi ada sarana edukasi pertanian. Banyak yang belajar langsung dari para petani di Desa Tani. Bahkan sepanjang tahun di Desa Tani ada yang magang dari berbagai universitas.
Senada dengan Jajang, Metrialdi atau yang akrab disapa Nomek, pada 2019 memantapkan diri bergabung dalam petani kopi binaan Dompet Dhuafa. Dengan penuh semangat bergabung menjadi bagian anggota program pemberdayaan ekonomi Kopi Solok Sirukam Dompet Dhuafa. Dari program tersebut, menjadi awal Nomek mendapatkan celah untuk mengubah kehidupan secara perekonomian.
“Panen kopi perdana, Alhamdulillah saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dari penjualan cherry kopi. Saya bisa membelikan baju sekolah baru untuk anak saya yang akan masuk SMP. Tentu juga memberikan nafkah tambahan untuk istri,” tutur Nomek.
Harapan tak hanya tercurah dari para penerima manfaat atau mustahik semata. Tetapi juga harapan yang tertuang dari para donatur dan Dompet Dhuafa sebagai pengelola dana zakat masyarakat. Seperti yang tersampaikan Bambang Suherman, selaku Direktur Program Dompet Dhuafa, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/4/2023) siang, “Pada hari ini tentu kita bersyukur kepada Allah SWT, apa yang dihasilkan program zakat produktif mampu betul-betul bermanfaat kepada masyarakat. Sejak hari ini hingga kedepannya Dompet Dhuafa akan sangat fokus pada program-program penyaluran dana zakat yang betul-betul dirasakan manfaatnya bukan hanya sesaat. Tetapi mampu mengubah status dan kondisi kehidupan mereka (mustahik) di masa-masa yang panjang kedepannya. Hari ini kami berharap tidak ada lagi musatahik yang meyerah dan berputus asa. Karena sesungguhnya zakat mampu mengubah status hidup mereka dari mustahik menjadi muzakki”.