BIMA, NUSA TENGGARA BARAT — Pada Minggu pagi (25/12), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melalui Wali Kota Bima, mengundang seluruh lembaga pegiat kemanusiaan yang telah melakukan aksi dari awal bencana hingga saat ini, dalam membantu korban banjir Kota Bima selama tanggap darurat. Tujuannya untuk pemerataan proyeksi distribusi logistik bantuan korban banjir. Sehingga tidak ada korban yang tak mendapat bantuan, baik dari segi makanan, pakaian, bantuan medis dan lainnya.
Acara yang berlangsung di Kantor Wali Kota Bima ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosyadi Sayuti. Wali Kota Bima, H Qurais H Abidin. Komandan TNI NTB, Farid. Wakapolda NTB, Imam A., Kapolres Kota Bima, Nurman. Selain itu juga ada perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bima, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Bima, dan lembaga kemanusiaan, diantanya Dompet Dhuafa, BAZNAS, PKPU, Rumah Zakat, PMI, dan Bulan Sabit Merah.
“Sebagai tuan rumah, tentu kami sangat mengapresiasi kepada seluruh lembaga kemanusiaan yang telah ikut andil membantu meringankan beban korban banjir yang menimpa Kota Bima. Kami (pemerintah) tidak mungkin dapat melakukan sendiri. Karena kami juga terkena imbas banjir. Sehingga mengalami beban psikologis. Hadirnya teman-teman relawan yang tidak terkena banjir, tentu sangat berharga, kami merasa tidak sendiri,” ujar Rosyadi, kepada Jurnalis Dompet Dhuafa di Kantor Balai Kota Bima.
Rosyadi sangat berharap kepada semua relawan yang akan memberikan bantuan untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu ke posko utama di Kantor Balai Kota Bima, Jalan Soekarno Hatta, Rabadompu Barat. Supaya pendistribusian logistik merata kepada seluruh korban banjir Bima. “Kita ada grup WhatsApp-nya, kita masukkan semua relawan seperti Dompet Dhuafa, sehingga mudah koordinasinya dan setiap malam pukul 20.00 WITA, kita kumpul di sini (Balai Kota Bima) untuk rapat evaluasi bersama,” imbunya.
Sumber informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, pada Sabtu (24/12), mencatat data pengungsi banjir Kota Bima berjumlah 6.030 jiwa. Sedangkan tempat pengungsiaan yang tersedia di ataranya di Masjid, Kos-kosan Lantai 2, Sekolah dan Perkantoran. Hingga saat ini hasil pantauan tim kemanusiaan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, pukul 12.26 WITA (25/12), para korban masih memilih tinggal di pengungsian. Karena mereka masih takut banjir datang lagi. Numun, ada juga korban terdampak yang kini mulai membersihkan halaman rumah dan gedung pertokoannya.
Menyikapi kondisi korban banjir Kota Bima, DMC Dompet Dhuafa akan fokus pada empat layanan utama. Pertama, layanan Dapur Umum, selama tanggap darurat akan mendistribusikan 500 bungkus nasi setiap hari. Kedua, layanan kesehatan pada tingkat dasar dengan mengerahakan tim dokter dari Jakarta. Ketiga, layanan pendidikan, yaitu membersihkan lumpur-lumpur dan sampah di halaman dan ruangan sekolah, dan akan mendukung pengadaan ruang kelas darurat untuk membantu pemulihan kegiatan belajar-mengajar, khususnya di sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan fisik. Selain itu juga akan ada Program Sekolah Ceria. Keempat, menunjang layanan ibadah dengan membersihkan lumpur dan sampah-samapah di tempat ibadah, serta akan memperbaiki sarana ibadah (seperti tempat berwudhu), mushala dan masjid yang rusak akibat banjir. (Dompet Dhuafa/Musyfiqul Khoir)