Cerita perjalanan Dai Cordofa di Korea Selatan
KOREA SELATAN — Sesaat sebelum waktu ifthar, Rabu (1/6), di Kota Seoul, suasana jamaah Masjid Hoegi, sedang disibukkan dengan persiapan ifthar. Tiba-tiba suasana menjadi hening dan fokus memperhatikan penjelasan Brother Umar, seorang warga Korea Selatan, bernama kecil Kim Woon Taeg yang sudah lama masuk islam. Dalam bahasa Inggris: “Saudara-saudara ini adalah Min Soo Kim.
Dia seorang mahasiswa di Seoul National University (SNU). Dia sering bertanya kepada saya, “kenapa sich umat islam berwudhu, lalu shalat? Kenapa umat islam berpuasa sebulan penuh? dan banyak lagi pertanyaan lain yang sering ia lontarkan”. Sambil memegang pundak Min Soo Kim yang berdiri di sampingnya. Saya hanya menjawab bahwa semua yang ditanyakannya itu adalah syariat dari Allah. Orang-orang yang menjalankan syariat akan diridhai Nya. Dan orang-orang yang diridhai Nya akan dimasukkannya ke dalam surga.
Saya pun menyarankan agar dia datang ke Masjid ini untuk ikut ifthar bersama kita. Sekarang dia datang untuk melihat kita berbuka dan shalat berjamaah. Setelah penjelasan Brother Umar selesai, waktu Magrib pun tiba, Min Soo Kim ikut berbuka dengan seluruh hadirin. Min Soo Kim (22), seorang mahasiswa sastra Inggris di SNU. Tetapi dia kurang menyenangi pelajaran Bahasa Inggris sebagai jurusan pilihannya.
Dia mulai mencari tahu tentang kebudayaan yang benar-benar baru baginya. Bukan kebudayaan Asia, Amerika, Eropa, dan kebudayaan lain yang sudah tidak asing baginya. Akhirnya sampailah dia kepada kesimpulan bahwa kebudayaan islam dan Bahasa Arab adalah baru baginya. Dia lalu mulai mencari tahu kebudayaan islam dan belajar Bahasa Arab.
Mulai tahun 2014, ia belajar Bahasa Arab secara otodidak dan mencari kawan-kawan yang bisa membantunya melalui media sosial. Dia menemukan kawan-kawan chatting laki-laki dan perempuan yang umumnya berasal dari Timur Tengah. Dari usahanya itu satu persatu kosakata bahasa Arab dikuasainya dan beberapa istilah mulai dipahaminya dengan baik. Agar mampu berbahasa Arab lebih baik dia mengikuti les Bahasa Arab di salah satu lembaga pendidikan Bahasa Arab di Kota Seoul dan di situ pula, ia diberi nama oleh gurunya yang berasal dari Mesir dengan nama “Rayyan”.
Di kampus, ia terus berusaha bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa asing, terutama dari Timur Tengah yang belajar di SNU yang beragama islam. Ia berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Arabnya dengan berdialog. Diam-diam dalam pergaulannya, ia mengamati sikap kawan-kawannya yang muslim. Dalam pergaulannya bersama mahasiswa muslim itu, ia memiliki kesan yang menarik tentang islam dan penganutnya. Katanya, “kawan-kawan saya yang muslim semuanya baik-baik.”
Demikian sekelumit tentang kisah pencarian terhadap islam dan Bahasa Arab yang dia ceritakan kepada Ustadz Alnofiandri Dinar, Da’i Ambassador Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) 2017 di Hoegi Mosque and Islamic Cultural Centre, Seoul, Korea Selatan, setelah menunaikan shalat Magrib berjamaah. Masjid Hoegi ini baru mulai dipakai sebulan lalu dan berada dekat dengan Hankuk University dan Kyung Hee University. Karena Masjid Hoegi masih baru, Brother Umar aktif memperkenalkannya kepada kawan-kawannya yang muslim dan mengajak mereka untuk mengunjungi masjid ini, termasuk orang Indonesia yang berada di Korea Selatan. Min Soo Kim belum masuk islam. Namun Dia sudah bisa bahasa Arab dan tertarik dengan islam serta suka bergaul dengan orang-orang islam. Semoga suatu hari nanti Allah bukakan hidayah untuknya. (Dompet Dhuafa/Dea)