BANTEN – Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Lebak beberapa minggu lalu, kini mulai surut. Kendati demikian, kesedihan masih menyelimuti warga Lebak. Pasalnya, banjir dan longsor menghanyutkan banyak rumah. Terpaksa para penyintas harus menempati pengungsian.
Respon cepat tim Dissaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa ketika itu, membawa kesan mendalam bagi warga Lebak. Mulai dari respon evakuasi, posko darurat, dapur umum hingga recovery, semua dilakukan oleh relawan DMC dengan sukarela. Tidak hanya itu, fasilitas-fasilitas umum juga diupayakan guna menunjang keberlangsunagn aktivitas warga.
Perahu penyeberangan contohnya. Dompet Dhuafa menyediakan perahu karet bagi warga Sajira untuk menyeberang akibat putusnya jembatan yang diterjang banjir bandang. Selain itu, di Cipanas, Lebak, tepatnya di kawasan Pondok Pesantren Darul Mustofa, Dompet Dhuafa membuka posko pengungsian. Tidak hanya itu, bersama Kemendikbud dan NGO lain, Dompet Dhaufa membangun sekolah darurat dari tenda besar untuk menampung siswa-siswa Cipanas belajar.
Langsung dari lokasi banjir bandang Lebak, Banten, Ketua Yayasan Dompet Dhaufa, Nasyith Majidi menerangkan, ada kemungkinan kelak akan dibangun sekolah bagi siswa-siswa di Cipanas. “Saat ini kami sedang tinjau kondisinya. Jika memang memungkinkan untuk dibangun sekolah, kedepan kami akan bangunkan sekolah. Seperti yang sudah ada di Palu,” terangnya, ketika melakukan peninjauan pos pengungsian Dompet Dhuafa di Cipanas, Lebak, akhir pekan lalu.
Selain Nasyith, jajaran pengurus dan direksi juga turut meninjau langsung keadaan warga paska bencana. Di antaranya Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa drg. Imam Rulyawan, Direktur BDLM Ahmad Sonhaji, Chief Communication Officer Guntur Subagja, Direktur DMC Benny, Manajer Operasional DMC Shofa, serta Manajer Marcom Dian Mulyadi, menyusuri tiap titik terdampak banjir bandang. (Dompet Dhuafa/Muthohar)